JeparaSejarah

Menguak sejarah Ratu Shima, Raja Kerajaan Kalingga di Jepara

Share

Dupanews.id – Jika kita berkunjung ke kota Jepara, ketika melewati pertigaan ngabul kita akan tugu tiga putri Jepara. Patung tiga putri jepara ini adalah tokoh asli jepara yang diabadikan sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan jepara.
Pahlawan yang dimaksud adalah Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, dan R.A. Kartini. Patung tiga tokoh perempuan ini menghadap ke arah yang berbeda-beda. Ratu Shima menghadap ke arah kecamatan Keling. Konon, wilayah ini merupakan pusat Kerajaan Kalingga.

Sementara Ratu Kalinyamat menghadap ke arah Mantingan, pusat kerajaan Kalinyamatan, dan RA Kartini menghadap ke desa Mayong yang menjadi tempat kelahirannya.

Sebagai masyarakat Jepara, kita patut bangga karena sejarah mencatat banyak tokoh hebat yang berasal dari Jepara, salah satunya Ratu Shima.

Berbicara tentang Ratu Shima, ia merupakan raja yang dikenal tegas saat memimpin kerajaan Kalingga. Menariknya, dengan ketegasaannya, Kerajaan Kalingga sampai dikenal di seluruh dunia pada saat itu (674-695 Masehi).

Kerajaan Kalingga, disebut juga kerajaan Keling atau Holing, merupakan kerajaan Hindu yang pernah menjadi kerajaan terbesar di pulau Jawa. Kerajaan ini terletak di pesisir utara pulau Jawa, yang saat ini wilayah itu bernama Jepara. Ratu Shima mempimpin pada tahun 674 sampai 695 Masehi.

Baca Juga : Tiga Kuliner Khas Jepara yang Ramai Pas Ramadhan

Melansir dari Tirto.id, Gunawan Sumodiningrat dalam Membangun Indonesia Emas (2005: 83) menyebutkan, Shima diidentikkan dengan kata simo yang berarti “singa.” Meskipun demikian, julukan ini tidak membuat masyarakatnya takut, justru masyarakat tambah cinta dengan ratu Rima berkat kepemimpinannya.

Ratu Shima adalah putri dari pemuka agama Hindu-Budha di wilayah Sriwijawa, Sumatra. Ia menikah dengan pangeran Kartikeyasingha dari Kalingga. Setelah menikah, Ratu Shima pindah ke Jepara dan menjadi Ratu.
Ratu Shima merupakan ratu yang sangat tegas. Ia menegakkan keadilan dan tidak pandang bulu dalam memberikan hukuman. Hal ini dilakukan untuk memberantas pencurian dan kejahatan. Selain itu juga agar penduduknya senantiasa jujur. Cerita tutur menceritakan Raja asing meletakkan sekantung emas di tengah persimpangan jalan dekat kerajaan Kalingga untuk menguji ketegasan Ratu Sima. Tidak ada yang berani menyentuh, sampai tiga tahun kemudian putranya tidak sengaja menyentuh kantung tersebut dengan kakinya.

Tidak Segan, Ratu Shima menjatuhkan hukuman mati pada putra mahkota. Karena para pejabat saat itu keberatan, Ratu Shima memutuskan untuk menghukum dengan memotong kaki putranya.

Ratu Sima wafat pada tahun 695 Masehi setelah memimpin selama 21 tahun. Ia kemudian membagi kerajaannya menjadi dua kepada anak-anaknya.

Sumber:
https://tirto.id/sejarah-kepemimpinan-ratu-shima-di-kerajaan-kalingga-674-695-m-f7Di
http://kecapi.desa.id/2018/11/04/menelisik-sejarah-ratu-shima/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ratu_Shima

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button