Kudus, Dupanews.id – Sepuluh “lampu minyak” sepanjang 24 jam harus dinyalakan dalam ruang dalam- tempat sembahyangan di kelenteng Hok Ling Bio (HLB) di tepi jalan Madureksa no 2/Jalan Sunan Kudus Desa Langgar Dalem (Dalam) kota Kudus. Dan salah satu perangkatnya- tempat menyalakan titik api didatangkan (dibeli) dari Semarang. “Butuh waktu beberapa liter minyak tanah. Dan satu titik lampu masa berlakunya sehari semalam . Saya atau anak saya yang bertugas untuk menjaganya. Itu sudah kami lakukan sejak sekitar delapan tahun terakhir” ujar Pak Doel, penjaga kelenteng HLB yang ditemui Dupanews, Minggu (30/1/2022).
Pak Doel, pria sepuh ini menempati salah satu ruangan di samping kanan kelenteng. Ia diberi honor bulanan dari pengurus-sesepuh kelenteng HLB hanya sekitar separuh dari upah minimum kabupaten, sehingga ia dan anaknya mencari tambahan penghasilan lain. “Namun tugas utama sebagai penjaga-perawat kelenteng kami dahulukan. “ tegasnya. Kelenteng ini secara keseluruhan terasa sekali kebersihannya.
Sedang sepuluh lampu minyak itu sendiri, tidak leluasa memancarkan sinarnya ke seluruh ruangan. Namun menjadi pemandangan yang menarik dan memunculkan aroma sembahyangan di dalam kelenteng- dengan banyak sekali asesoris yang didominasi warna merah.
Satu titik lampu berada di atas permukaan lampu minyak tanah yang ditempatkan dalam tempat semacam bokor bersusun. Di bagian bawah terlihat selang yang berfungsi agar minyak tidak tumpah. “ Selama delapan tahun kami berada di sini belum pernah sekalipun menemukan hal hal yang dianggap gaib. Kelenteng ini tidak angker. Biasa biasa saja. Kami cukup senang dipercaya menjadi penjaga di kelenteng HLB,” ujar Pak Doel.(Sup)