Menengok Putri Cempa di Gondoharum
Kudus, dupanews.id – Putri Cempa atau nama aslinya Dewi Kian Whie, berasal dari Kamboja. Dan tercatat dalam sejarah sebagai permasuri Raja Damarwulan/ Bre Kerta Bhumi. Atau Raja Mojopahit ke-14 Brawijaya V, yang melahirkan Raden Patah, Raja Demak. Dan dimakamkan di Dukuh Unggahan Desa/Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto (Jawa Timur).
Sedang Putri Cempa yang berada di Desa Gondoharum Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus, adalah nama Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan. Lokasinya menjadi satu komplek dengan rumah sang pendiri, Khariroh. Beberapa puluh meter timur Kantor/Balai Desa Gondoharum, atau sekitar 14 kilometer timur Alun Alun Simpang Tujuh Kota Kudus.
Menurut Khariroh yang didampingi Kepala Sekolah Putri Cempa, Ning Farihah Nur, yang ditemui Dupanews, Kamis (27/1/2022), yayasan ini berkiprah di bidang kelompok bermain(KB), penitipan anak (PA) dan Taman Kanak-kanak (TK). Putri Cempa, memiliki kekhususan dibanding dengan pendidikan serupa. “Yaitu larangan jajan, tidak boleh ditunggui orang tua/wali murid, setiap bulan rekreasi, bermain-belajar di luar kelas dan berdialog dengan para orang tua/wali murid,” ujarnya.
Larangan jajan itu dimaksudkan, agar setiap anak mengalihkan uang jajannya untuk ditabung ( gemar menabung) dan terjaga kualitas makanan (makanan-minuman sehat)-nutrisi yang disajikan pihak Yayasan. Serta lebih banyak mengenalkan makanan khas-makanan tradisional.
Sedang tempat rekreasi yang dikunjungi adalah tempat wisata yang ada di Kabupaten Kudus. Lalu untuk bermain- belajar di luar kelas, terbatas di seputar sekolahan/desa. Meski demikian, anak anak akan lebih paham tentang aneka jenis bunga, tumbuh-tumbuhan, satwa, lingkungan dan sebagainya. “ Kemudian dialog dengan para orang tua/wali murid, dengan segenap guru dan pihak yayasan.Tidak hanya menyangkut belajar dan pengajar. Silahkan semua diutarakan- tidak ada yang ditutup-tutupi. Jadi proses pendidikan itu tidak normatif saja, melainkan juga dari lubuk hati, hingga dari alam dan lingkungan , tegas Khariroh yang juga dikenal sebagai Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kabupaten Kudus.
Dengan sistem pendidikan yang ditrapkan di Putri Cempa tersebut, maka banyak orang tua-wali murid yang tertarik untuk menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah ini. Tidak hanya terbatas pada pada warga Desa Gondoharum sendiri, tapi juga warga di seputar desa – termasuk warga dari desa di wilayah Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati yang berbatasan dengan Desa Gondoharum.
Ditandai dengan banyaknya murid yang setiap tahun belajar di sini. “Khusus untuk TK, kami memiliki sekitar 60 siswa.Dan lulusannya selalu menjadi pelanggan dari sejumlah Sekolah Dasar (SD) terkemuka di Jekulo.” tambah Ning.
Lalu untuk menangani kegiatan belajar mengajar di Putri Campa, dikerahkan 12 tenaga guru dan administrasi yang semuanya berlatar pendidikan sarjana dari berbagai disiplin ilmu. Mereka juga dibekali dengan busana seragam hingga penampilan menarik. Sesekali berbusana adat kudus. Termasuk sarana-prasarana-fasilitas tersedia secara standar.
Sedang untuk biaya pendidikan, ditetapkan Rp 1 (satu) juta per tahun. Bisa dibayar kontan dan juga bisa diangsur sesuai kemampuan. Atau kurang dari Rp 100.000/bulan/anak. “Kelihatannya besar/banyak. Tapi bila diperhitungkan dengan fasilitas yang kami berikan, maka tidak cukup, sehingga harus mengandalkan pihak ke tiga yang dengan senang hati membantu kami.Dan semua itu sudah menjadi komitmen saya beserta segenap keluarga” tutur Khariroh
Khusus di masa pandemik Covid-19, Putri Cempa tidak meliburkan para siswanya. Namun dengan model bergantian mendatangi para siswa atau pembatasan jumlah siswa, hingga vaksinasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan tanpa putus. Dan tanpa ada satu pun anak didik dan pendidik yang terkena “kasus” ini.
Dan yang tidak kalah menariknya adalah visinya yang antara lain: berkarakter, mandiri, cerdas, kreatif, agamis , siap rumongso, olah roso, ngudi roso, tepo liro dan temen.\
Sedangkan misi Putri Cempa diantaranya : membiasakan anak berperilaku agamis, santun, bijak, taat beribadah, mengabdi, peduli bersosialisasi, hingga melatih utuk selalu mengasihi dan menyayangi alam semesta.
Sosok Putri Cempa yang selama ini dikenal tidak hanya wajah cantiknya saja, tapi juga kepribadiaannya. Dan sudah berlangsung sejak tahun Saka 1390.(Sup)