Gerbang Kudus Kota Kretek Tidak Lagi Seindah Aslinya
Kudus, Dupanews.id – Gerbang Kudus Kota Kretek (GK3) tidak seindah lagi seperti aslinya. Terutama pada sepanjang malam. Akibat hanya sebagian lampu yang dinyalakan
Sedang pada pagi dan siang hari, GK-3 yang bagai kupu kupu raksasa ini seakan “ ndeprok”. Setelah dibangunnya jembatan baru Tanggul Angin di atas Sungai Wulan, perbatasan Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak .
Sebelum jembatan baru itu dibangun, kegagahan phisik GK-3 nampak menonjol. Baik dilihat dari seberang sungai wilayah Demak maupun dari wilayah Kudus. Namun dengan “bodi” jembatan baru yang jangkung dan juga puluhan pilar pilar beton yang berada di seputar jembatan, maka kegagahan itu tidak lagi menonjol.
Kegagahan phisik juga semakin komplit, ketika puluhan hingga ratusan lampu berkekuatan ribuan watt . Dan beraneka macam bentuk-ukuran memancarkan puluhan warna warni dihidupkan sejak menjelang senja hingga menjelang pagi.
Pengguna jalan raya – jalan negara Semarang- Surabaya- terutama malam hari hampir dipastikan merasa terhibur- senang melihat pemandangan indah yang dipancarkan dari GK-3. Warga Kudus maupun sebagian warga Demak dan sekitarnya nyaris sepanjang malam bercengkerama di lokas ini. Terutama di malam Minggu atau malam hari libur lainnya.
Baca Juga : Jagong Gayeng Membahas Potensi Kabupaten Kudus Di Berbagai Sektor
Tapi sejak sekitar setahun lebih, pesona GK-3 semakin pudar, karena aliran listrik dipadamkan. Jika toh dihidupkan, tidak seluruhnya menyala. Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus, Agung Karyanto, yang dihubungi via telepon hanya menjawab singkat “Terimakasih atas masukannya
Dibangun PT Djarum pada April 2014 dengan biaya Rp 16 miliar dan diresmikan dua tahun kemudian. Sedang bahan baku bangunan berupa stainless (baja putih tak berkarat) yang didatangkan dari Australia.
Bangunannya berbentuk daun tembakau dan cengkeh.Hal ini dilatar-belakangi bahan baku rokok kretek berupa tembakau dan cengkeh. Sedang di antara struktur bangunan tersebut diperkuat dengan kerangka “tulang’ sebanyak 100 buah, yang dibagi menjadi dua- masing-masing 50 “tulang” yaitu di bagian sisi kanan dan sisi kiri jalan. Mengingat untuk ke luar masuk jembatan Tanggul Angin harus melalui dua ruas jalan. Adapun ketinggian bangunan mencapai 12 meter dan lebarnya 21 meter.
Menurut FX Supandji, salah satu manajer senior PT Djarum, keindahan Gerbang Kudus Kota Kretek hanya bisa dilihat dan dinikmati ketika malam hari. Sebab seluruh lampu yang terpasang di semua lini bangunan dengan kekuatan ribuan watt dinyalakan secara bergantian sesuai dengan standard teknologi terbaru.Bila pada pagi-siang dan sore hari, kurang menonjol. Kecuali tulisan besar Kudus Kota Kretek warna putih dan bangunan yang mengkilap.
Pro kontra
Sebelum pembangunan dimulai- sempat muncul pro kontra. Seperti peneliti sosial dan dosen pada Universitas Muria Kudus, Widjanarko, yang menyatakan Gerbang Kudus Kota Kretek tersebut tidak memiliki ikatan psikologi yang kuat buat masyarakat Kudus.
Masyarakat sepertinya tidak melihat pembangunan tugu sebagai sesuatu yang bermanfaat. Ini dikembalikan kepada sikap masyarakat, yang lebih melihat untuk apa sebenarnya bangunan itu. ”Jika bisa, lebih baik membangun sesuatu yang bisa meningkatkan ekonomi atau taraf hidup masyarakat Kudus. Terutama bagi buruh pabrik rokok,” tegasnya
Bahkan menurut dia, bangunan hanya menjadi monumen gigantis autis yang bersifat pribadi. Karena itu, layak jika kemudian dipertanyakan apa manfaatnya bagi masyarakat Kudus secara keseluruhan.
Kalangan yang tidak menyetujui adanya Gerbang Kudus Kota Kretek berdalih antara lain merasa tersinggung, tidak didahului dengan sosialisasi, desain,tata letak kultur, budaya hingga menyangkut nama tidak sesuai sehingga perlu dikaji ulang.
Semula, nama yang dimunculkan adalah Monumen Kudus Kota Kretek. Namun dirubah menjadi Gapura Kudus Kota Kretek dan akhirnya mengerucut menjadi satu nama yaitu Gerbang Kudus Kota Kretek. Termasuk semua pihak menyetujui dibangunnya Gerbang Kudus Kota Kretek.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, monumen artinya bangunan atau tempat yang mempunyai nilai sejarah penting dan karena itu dipelihara dan dilindungi negara. Sedang gapura artinya pintu gerbang yang dibuat sebagai tanda atau pernyataan hormat (untuk menghormati tamu, peristiwa penting dan sebagainya. Lalu gerbang artinya pintu masuk. Lebih khusus sebagai pintu ke luar masuk tempat wisata .” Jadi menurut saya penggunaan nama monumen berganti gapura, kemudian berubah dan ditetapkan menjadi gerbang, merupakan salah satu upaya dari pemerintah kabupaten Kudus maupun penyandang dana – dalam hal ini PT Djarum untuk menangkal “ serangan” dari pihak yang kontra. Arti gebang memang lebih “ringan”- tidak butuh aneka macam persyaratan,” ujar pemerhati budaya, Sulistiyanto.( kini sudah meninggal)
Baca Juga : Dengan raih Penghargaan APE Level Madya, Bupati Harap Kudus Selalu Naik Kelas
Pro kontra tentang Gerbang Kudus Kota Kretek akhirnya tidak lagi memanas, sehingga ketika Bupati Kudus, Mustofa , Wakil Bupati Kudus, Abdul Hamid dan petinggi PT Djarum Victor Hartono, Thomas Budi Santoso bersama-sama menghadiri acara pemasangan tiang pancang pembangunan Gerbang Kudus Kota Kretek, Selasa (22 April 2014)
Bupati Kudus, Musthofa, pada acara tersebut menegaskan pembangunan Gerbang Kudus Kota Kretek itu dilaksanakan supaya menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Kudus dan merupakan merupakan ikon Kota Kretek itu sendiri. Ikon yang dimaksud bukanlah mengenai perusahaan rokoknya, tetapi lebih kepada kretek itu sendiri.” ”Sebelum saya lahir sampai sekarang, Kudus itu diidentikkan dengan kretek. Sedang bagi pemerintah daerah, pembangunan gerbang juga merupakan upaya penataan kota agar lebih menarik dan memiliki nilai jual tinggi,” ujarnya. Victor Hartono menegaskan pihaknya menjamin bangunan GK3 tidak akan dimuati iklan resmi atau terselubung dari pabrik rokok Djarum. Perusahaan rokok- lainnya maupun dari perusahaan-perusahaan manapun. Selain itu Kudus sebagai cikal bakal industri rokok kretek nasional memang layak untuk mendapat bangunan Gerbang Kudus Kota Kretek. (Sup)