Kisah Stasiun KA Wergu Kudus
Kudus,Dupanews.id – Terhitung sejak 10 April 2017, komplek stasiun kereta api (KA) Kudus(Jawa Tengah) yang terletak di tepi jalan raya padat lalulintas masuk wilayah Kelurahan Wergu Kulon dikembalikan pengelolaannnya kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Seiring dengan diresmikannya Pasar Baru, sekitar 500 meter timur komplek stasiun KA Kudus, setelah pihak pemerintah kabupaten (Pemkab ) Kudus, selama sekitar lebih dari 20 tahun terakhir, menyewa komplek stasiun ini untuk dijadikan komplek pasar tradisional.
Kini tepat pada ulang tahun kereta api indonesia ke-76 , Selasa (28/9/2021), belum diketahui secara pasti, langkah yang akan ditempuh PT KAI setelah bekas stasiun KA ini kembali. Kecuali hanya dengan membuat pagar seng berkeliling.
Padahal menurut mantan kepala seksi sejarah museum keperbukalaan Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus,Sancaka Dwi Supani stasiun KA Wergu Kudus telah ditetapkan sebagai cagar budaya bernomor 11-19/Kud/ 38/TB/04 per September 2005. “Ini salah satu bangunan sejarah yang pernah ditembaki tentara Belanda dari atas pesawat untuk menghacurkan para pejuang 45. Juga bangunan bersejarah perkereta apian indonesia ( PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kami hanya bisa “berteriak”. Semoga ada pihak yang mendengar, melihat dan kemudian menyelamatkan bekas stasiun ini. Terutama pihak PT KAI sendiri,” ujarnya Supani yang saat ini menjadi Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi
Kondisi stasiun sebagian besar bangunannya masih dalam kondisi asli. Terkecuali di bagian depan sebelah barat menghadap jalan raya, dibangun “pagar” baru dari bahan semen (tembok semen).Ditambah dilenyapkkannya, satu rel khusus yang melintas di emperan stasiun.serta rangkaian rel-rel yang berada di halaman stasiun samping selatan.
Baca Juga : Mengenal Kisah Kartini Tempo Doeloe
Sedang kondisi tiang bangunan yang semuanya dari bahan besi, termasuk kerangka bangunannya yang juga berbahan besi. Meski terlihat kokoh namun sudah banyak yang “dimakan” karat.
Begitu pula, kaca yang didominasi warna kekuningan dan diselingi warna putih. Sebagian kaca itu bahkan berlobang-lobang kecil –terutama di bagian sisi timur. Lobang tersebut konon bekas tembakan peluru tajam saat pasukan Belanda tengah beraksi untuk menduduki kota Kudus dan stasiun KA ini menjadi salah satu sasaran.
Sedang fungsi kaca-kaca tersebut untuk menahan sinar matahari dan sekaligus bentuk ornamen pemanis bangunan. Khusus untuk talang air yang terbuat dari bahan seng, termasuk cerobong sebagian besar dalam kondisi rusak berat. Sebaliknya atap seng di bangunan utama masih tergolong “baik”. Dan sejak menjelang akhir Desember 2020 dijadikan parkir/garasi lebih dari tujuh mobil. Sehingga secara keseluruhan wajah bekas stasiun kereta api bertambah kumuh
Selain stasiun, PT KAI juga memiliki aset lainnya yang sampai saat ini juga disewakan kepada warga. Seperti bekas gudang, bekas komplek perbengkelan, hingga tanah yang dibangun untuk rumah rumah warga hingga, pertokoan dan terminal angkutan antarkecanatan-daerah. (Sup)