Kudus, Dupanews.id – Tiyamah bersiap meninggalkan gubugnya. Sekitar 40 – 60 ikat daun pakis sudah tertata dalam dua karung plastik. Namun untuk sesaat berhenti sejenak ketika Dupanews memasuki gubugnya yang terbuat dari anyaman bambu, Berukuran sekitar 1,50 – 2,5 meter Sabtu 24 Juli 2021. Di dalamnya terlihat amben- tempat untuk tiduran dan beberapa potong pakaian yang tergantung di dinding.
Gubug itu terletak beberapa puluh meter di bawah jalan raya pertigaan menjelang komplek terminal wisata Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.. Dari dalam gubugnya jika pandangan di arahkan ke bawah terlihat persawahan, perkebunan, sebuah sungai kecil dan perkampungan penduduk.
Sebaliknya jika melihat ke arah belakang sayup sayu nampak kmplek masjidp-makam Sunan Muria dan sebagian dari “leher” dan puncak Gunung Muria yang tingginya 1.602 meter di atas permukaan air laut. Suasana alam serba hijau, udara sejuk, meski saat itu pukul 11.00 WIB “ Satu ikat pakis laku saya jual Rp 2.500. Sekali angkut/panen berkisar 40 – 60 ikat, Jadi dapat uang tunai Rp 100.000 – Rp 120.000, Saya memang salah satu pemasok bahan baku untuk pecel Colo” ujar Tiyamah mengawali perbincangannya.
Baca Juga : PPKM 2 – 20 Juli, Kuliner Boleh Buka Asal tidak layani makan-minum di tempat
Pecel Colo adalah menu special-andalan bagi setiap warung-rumah makan yang ada di Colo dan sekitarnya. Dengan sayur utamanya dari daun pakis. Bumbunya hampir sama dengan bumbu pecel pada umumnya. Lalu akan terasa nikmat dan khas, saat ditambah dengan lauk ayam goreng atau ayam panggang, Atau bisa nambah tempe, tahu dan telur goreng. “Tapi sejak ada Covid-19, apalagi dalam hampir sebulan terakhir sebagian besar warung-rumah makan tutup. Saya masih beruntung bisa berjualan pakis” tambah Tiyamah. Pakis adalah sejenis tanaman paku pakuan dan bisa dipanen setiap hari. Konon hanya hidup subur di wilayah lereng Gunung Muria, yang memiliki puluhan jenis tanaman asli. Pakis juga merupakan salah satu tanaman tumpangsari bagi petani/penduduk Desa Colo. Keluarga Tiyamah memiliki lahan seluas sekitar 1.500 meter. Lahan tersebut ditanami aneka jenis sayuran, umbi umbian, hingga cengkeh yang baru setinggi satu meteran. Itulah lahan yang dijadikan sumber penghasilan utama keluarga ini.(Sup)