Pendidikan

Marsini Pengrajin Tikar Pandan Desa Tergo

Share

Kudus, Dupanews.id – Marsini perempuan setengah umur Selasa sore (6/4/2021) masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Menganyam “tikar” mini pesanan dari warga Tambakromo Kabupaten Pati sebanyak 100 lembar.  “ Butuh waktu beberapa hari, Satu lembar saya jual dengan harga Rp 3,000. Biasanya untuk alas peralatan orang punya kerja atau bakul pasar, Atau untuk keperluan lainnya”. Tuturnya saat berbincang dengan Dupanews di “ruang kerjanya” di bagian samping depan kanan rumahnya.

“Ruang kerjanya” di bagian sisi kanan kiri dipenuhi gantungan daun pandan kering dan sebuah kursi panjang dari bambu. Sebuah pisau atau gunting sebagai alat potong. Tidak ada peralatan lainnya.

Tanaman pandan di desa Tego Kecamatan Dawe Kudus (foto Sup)
Tanaman pandan di desa Tego Kecamatan Dawe Kudus (foto Sup)
baca Juga : Gagal BAORI Putuskan Sengketa KONI Kudus, Lanjut ke Majelis Persidangan

Jika tidak ada  pesanan, kesehariannya  ibu dari lima anak ini, memproduksi tikar yang sering dibantu sang suami.  “Bahan bakunya berupa daun pandan saya tidak membeli. Sebab , sebidang tanah milik kami seluruhnya kami tanami pandan. Tanaman ini yang merawat supaya tetap hidup subur suami saya.” tambahnya.

Dengan lahan pandan yang dimiliki itulah yang dijadikan sumber penghasilan bagi keluarga Marsini. Bahkan sejak masih remaja dia sudah menekuni membuat tikar “Tidak sulit kok. Alatnya juga sederhana. Sebilah bambu panjang sekitar 20 centimeter dengan lebar dan tebal beberapa centimeter, Ini sebagai alat untuk “ngerok” daun pandan yang sudah dikeringkan lebih dahulu. Sekaligus untuk merapikan dan membuat lurus. Lalu ditambah dengan sebuah peralatan kecil berbentuk bulat dari bahan plastik atau karet yang berfungsi agar lebarnya seragam, Dengan peralatan tersebut maka memudahkan saat proses menganyam,” ujar Marsini.

Beberapa meter sebelah timut rumahnya yang berada di tepi jalan raya Colo – Gembong (Pati) nampak sebuah  rumah kecil berfungsi sebagai “ ruang pamer” berbagai jenis kerajinan tangan dari bahan baku daun pandan. Di emperan depan terpasang spanduk  bertuliskan Centra Pengrajin Pandan Nusantara (CPPN) Cak Peter Desa Tergo : “Sebagian besar produksi kerajinan pandan di desa ini berupa tikar. Dengan ukuran 1x 1 meter, 1x 2 meter dan 1 x 1,5 meter. Dengan harga bervariasi. Pamasarannya tidak terbatas di Kudus, tapi menyebar hingga ke Jepara dan Pati” ujar Aris Sutopo pengelola CPPN.

Mejeng di centra pengrajin pandan nusantara Tergo (foto Sup)
Mejeng di centra pengrajin pandan nusantara Tergo (foto Sup)
Baca Juga : Dibangun Mal Pelayanan Publik (MPP) di Kudus, Waspadai maladministrasi.

Dia membenarkan  kerajinan tikar pandan sudah berjalan secara turun temurun di Desa Tergo. Hampir setiap pekarangan rumah ada tanaman pandan dan sekaligus pengrajin tikar. “Kami mencoba membuat terobosan dengan membuat peci, topi, sandal, tas dan sebagainya dari bahan daun pandan. Tapi sampai sekarang yang paling laris tetap tikar, Keunggulan tikar Desa Tergo, semakin sering dipakai  justru semakin “klimis”, sehingga nyaman dipakai. Banyak masjid dan mushola yang menyediakan tikar produk desa kami.” tambahnya.\

Selain centra kerajinan tangan berbahan baku daun pandan, di pekarangan rumah penduduk Desa Tergo, juga dipenuhi pohon jeruk panelo, alpukat dan sebagainya.

Pandanus tectorius atau  dikenal dengan pandan tikar ,  merupakan salah satu koleksi tanaman perdu di Kebun Raya-LIPI yang termasuk dalam suku Pandanaceae.  Berasal dari kawasan Australia Timur dan Kepulauan Pasifik tumbuh alamiah di sekitar pantai pasifik Polinesia , Mikronesia, Melanisia dan Australia pada ketinggian hingga 600 meter di bawah permukaan laut.

Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya matahari penuh . Di  tanah gambut,  berkapur, tanah pesisir dengan kadar garam tinggi, serta tahan terhadap  hembusan angin kencang. Pandan Tikar termasuk tumbuhan berumah dua dengan ketinggian hingga 10 meter, Berdaun hijau kebiruan dan berlilin.(Sup)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button