Kudus, Dupanews.id – Gethuk legendaris dalangan sampai dengan Senin (15 Maret 2021) masih tetap berproduksi dan
masih tetap pula digemari konsumen. Padahal usaha turun temurun ini sudah berlangsung sejak sekitar
awal 1980. Atau sudah “berumur” 41 tahun. Selain itu proses produksinya tetap tradisional.
Selama kurun waktu tersebut nyaris tidak ada perubahan yang signifikan Bahan baku, bahan
pendamping , rasa , bungkus masih tetap sama. “Hanya ada tambahan jenis sajian baru yang biasa disebut
puli. Ini atas permintaan pelanggan kami dari Semarng,” tutur Bu Suwarni (65 tahun), dalam percakapan
dengan Dupanews sambil tetap membungkusi gethuk siap saji di warungnya yang sederhana Dukuh
Dalangan Desa Barongan Kecamatan Kota Kudus, Senin (15/3/2021).
Bagi yang belum pernah ke warung/rumah gethuk legendaris Suwarni, tidak terlalu sulit untuk
“menemukannya”. Dari arah Alun Alun Simpang Tujuh ke arah timur sekitar sekitar 50 meter, Lalu ada
gang (jalan kecil) di sisi selatan (kanan) masuk sekitar 20 . Mentok belok kanan – mentok lagi,
Nah di pojok gang itulah ada sebuah rumah sangat sederhana menghadap ke barat, Terlihat “kere”
bambu yang sudah lusuh dan samar samar terlihat tulisan GETUK ( tulisan yang benar gethuk).
Tampak Bu Suwarni yang didampingi dua anak dan seorang cucunya, sibuk mengiris dan
membungkus bahan siap saji. Termsuk menguliti dan memotong motong ketela pohon ( pohong).
Bahan yang siap saji itu terdiri ketan, gethuk, puli, irisan pisang yang berada di dalam tepung
berwarna merah, parutan kelapa dan juruh(gula kelapa yang sudah dicairkan, “ Tinggal keinginan
pembeli/ pemesan. Mau beli getthuknya saja atau ketannya saja monggo . Tapi sebelum ditambah puli,
yang biasa dibungkus dengan daun pisang atau dimakan di tempat adalah irisan gethuk, ketan, pisang
byar/ tanduk, juruh dan parutan kelapa, “ tambahnya.
Menurut Bu Suwarni, ia tidak pernah menghitung berapa puluh-ratus bungkus gethukl yang terjual
aetiap harinya. Juga tidak menghitung berapa keuntungannya, Namun yang pasti setiap hari sejak 41
tahun lalu, bisa membeli bahan baku (ketela, pisang byar, beras ketan, beras/tepung, gula jawa, kelapa).
Bisa dijadikan sumber penghasilan utama keluarga.
Sedang proses produksinya “diolah” sejak menjelang subuh (kecuali hari Minggu )dan warungnya
dibuka mulai pukul 10 hingga seluruh dagangannya ludhes pada sekitar pukul 15-16. Sebagian pembeli
berdatangan langsung, sebagian lagi di pesan dari sejumlah bakul di Pasar Kliwon, pasar lain, hingga ke
luar kota. Semarang misalnya yang banyak menyukai gethuk plus puli.
Meski dalam beberapa bulan terakhir bermunculan produk gethuk goreng dari Dawe (Kudus),atau genthuk atau pesaing pesaing lainnya gethuk dalanganini tetap tegar berdiri, (Sup)