Detail Gambar Kerja Jalur Kereta Api Semarang- Rembang
Kudus,Dupanews.id – Pada hari Kereta Api yang ke -76, Selasa (28 September 2021) ada kabar menggembirakan dari Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang menyatakan Detail Engineering Design (DED) ( (detail gambar kerja) yang dibuat konsultan perencana untuk pekerjaan bangunan jalur kereta api (KA) Semarang- Rembang selesai akhir 2021.
Sedang pembangunannya diserahkan kepada pemerintah pusat Namun tidak dijelaskan secara rinci kapan dimulainya pembangunan jalur KA sepanjang 112 kilometer ini. “Yang jelas pemerintah memang berencana mengaktifkan lagi (reaktivasi) jalur KA tersebut” tuturnya.
Sebenarnya Ketua Forum Transporasi Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (FTP MTI), Djoko Setijowarno dalam seminar bertajuk “ Memabngun Sistem Transportasi Modern Jalur Kereta Api Semarang – Rembang sebagai Sarana Pelayanan Publik dan Penggerak Ekonomi di Jawa Tengah” di kampus Universitas Muria Kudus (UMK) Agustus 2011 menyatakan , jalur kereta api Semarang-Rembang yang melewati Kudus dan Pati akan kembali dioperasikan pada tahun 2020.
Pengoperasian kembali jalur kereta api Semarang-Rembang, tersebut sudah masuk dalam desain masterplan dokumen perkeretaapian Indonesia 2005-2030. Dalam dokumen tersebut, pemerintah melalui cetak biru Departemen Perhubungan pada 2003 berencana meningkatkan kapasitas dan pemanfaatan kembali jaringan rel yang tidak dioperasikan, salah satunya kawasan pantai utara (pantura) Jateng. Sedang sebagai uji coba, pemerintah melakukan pengoperasian kembali kereta api jalur Kedungjati Grobogan- Tuntang- Ambarawa Kabupaten Semarang.
Baca Juga : Kisah Stasiun KA Wergu Kudus
Menurut Djoko, pihak swasta atau pemerintah daerah dapat ikut berperan membangun jalur perkeretaapian. Hal ini sebagaimana diatur dalam Undang-undang No.23/2007.Jika sebelumnya usaha perkeretaapian dimonopoli PT. KAI , kini pihak swasta atau pemerintah daerah dapat ambil bagian. Cara kerjanya hampir serupa dengan pembangunan jalan tol.
Ia menambahkan, jalur kereta api menjadi solusi atas permasalahan kompleks akibat model transportasi jalan raya. Kereta api dinilai lebih efisien dan hemat biaya dari pada transportasi darat melalui jalan raya.“Jadi masalah kemacetan, kecelakaan lalu lintas, besar anggaran subsidi BBM. Pembangunan jalan tol, perawatan biaya jalan raya, dapat diatasi jika jaringan kereta api kembali dihidupkan.” Ujarnya.
Selain itu menurut Djoko, jalur KA Semarang-Rembang yang dibangun pada rentang 1883-1900 dimanfaatkan untuk mengangkut komoditas ekspor produk pertanian dan kehutanan, terutama gula, kapuk dan kayu jati. Lalu Berdasarkan Perpres No. 79 Tahun 2019, jalur kereta api ini rencananya akan diaktifkan kembali guna mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di sekitar wilayah Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus, Pati).[7] Selain itu, rencana reaktivasi jalur ini juga tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional tahun 2018.[(Sup)