Bagai ruh di setiap tatanan.
Bisa dirasa sulitnya diraba.
Semerbak aroma tercium hidung berlubang.
Memusing kening kepala diwaktu senja.
Mengusik konstitusi disetiap lini.
Intrik intrik makin menjadi.
Para pakar berjajar saling kompetisi.
Membicarakan suara terdengar dari relung imaji.
Seperti bangkit …
Macam anggapan kaum papi mami.
Bataskan bayang tatanan yang rapi.
Ada tiada isu makin menjadi jadi.
Isu terkembang.
Membahana disemua alam.
Teknokrat di atas.
Elit social saling seteru di bawah.
Sejarah benar terjadi.
Di tahun 1945 tanda Indonesia bangkit.
Raih kemenangan kemerdekaan yang suci.
Penguasa dan ulama’ jalin silaturahmi.
“ Sang Penyair Liar
