KUDUS, dupanews.id – UP2K Desa Getas Pejaten menciptakan aneka jajanan sehat hasil olahan daun kelor. Tanaman dengan nama ilmiah moringa oleifera ini berhasil diolah menjadi berbagai macam hidangan. Olahan tersebut menjadi salah satu produk unggulan yang ditampilkan dalam perlombaan desa tingkat Kabupaten Kudus tahun 2022. Hadir Ketua TP PKK Kabupaten Kudus, Mawar Hartopo, untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan sepuluh program pokok PKK dalam acara yang dilaksanakan di Graha Mustika Getas Pejaten, Senin (28/3).
Kegiatan lomba desa diawali dengan paparan Kepala Desa Getas Pejaten, Kusnadi untuk mengenalkan potensi yang ada secara umum. Dia menyampaikan bahwa pihaknya sedang menggencarkan optimalisasi UMKM desa. Desanya mempunyai produsen sangkar burung, kendang, tas, bordir, ecoprint, aneka olahan daun kelor, serta eco enzyme dan EM4. Adapun inovasi yang sedang dikembangkan diantaranya rintisan kampung alpukat dan rencana pembangunan G-Park sebagai sentra UMKM.
Dalam kesempatan ini, Mawar Hartopo berkesempatan melihat berbagai inovasi produk UMKM yang dipamerkan pemerintah desa, salah satunya mencicipi jajanan hasil olahan daun kelor. Dirinya mengungkapkan, sangat mengapresiasi inovasi yang diunggulkan UP2K Melati Desa Getas Pejaten dengan harapan untuk terus dikembangkan. Menurutnya, produk tersebut bisa menjadikan cara unik untuk mengajak masyarakat agar terbiasa mengonsumsi makanan sehat.
“Hari ini di UP2K Getas Pejaten ada daun kelor dengan segala olahannya menjadi makanan yang manis sampai asin. Daun kelor yang banyak khasiatnya, bisa diolah menjadi berbagai menu sehat yang asik dikonsumsi setiap hari,” ujarnya.
Ketua UP2K Melati Desa Getas Pejaten, Ratna, menerangkan bahwa ide pengolahan daun kelor bermula karena melihat banyaknya manfaat bagi kesehatan tubuh. Daun kelor dipercaya dapat berfungsi menurunkan kadar gula darah, meningkatkan daya tahan tubuh, hingga menghambat pertumbuhan sel kanker. Hal tersebut mendapat dukungan penuh dari Pemdes Getas Pejaten yang senantiasa mendampingi UP2K PKK Desa.
“Daun kelor ini banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan. Dari itu kami ibu-ibu UP2K tertarik mengolahnya menjadi makanan-makanan sehat tapi tetap menarik untuk anak-anak hingga dewasa,” ujarnya.
Aneka olahan makanan berhasil diciptakan dari tangan-tangan kreatif ibu-ibu UP2K yang mengolah daun kelor menjadi kue, donat, puding, brownis kering, brownis kukus, tepung kelor, dan teh. Makanan tersebut saat ini telah dipasarkan secara online dan sangat diminati, khususnya oleh warga desa sendiri. Untuk olahan kue biasanya lebih diminati oleh anak-anak, sementara orang dewasa lebih suka menyeduh daun teh kelor yang sudah dikeringkan.
“Kami sudah pasarkan lewat online, ya biasanya yang pesan dari masyarakat sekitar. Peminatnya dari anak-anak sampai dewasa, karena selain menarik juga bisa menyehatkan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas PMD Kudus, Adi Sadhono menyebut, Desa Getas Pejaten merupakan salah satu desa di wilayah perkotaan yang memiliki potensi. Maka dari itu potensi yang ada harus terus dievaluasi dan ditingkatkan dari sisi administrasi, pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat. Dalam kesempatan ini, data administrasi yang telah diverifikasi segera dinilai lewat konfirmasi dan klarifikasi melalui tanya jawab yang dilakukan antara tim penilai dengan pemerintah desa.
“Desa Getas Pejaten ini termasuk ada di wilayah perkotaan dengan segala potensi yang ada. Kita sudah verifikasi dari sisi administrasi dan hari ini akan kami klarifikasi dan konfirmasi dengan melihat sisi administrasi, pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat,” jelasnya.
Camat Jati, Fiza Akbar, menyebut bahwa perlombaan desa adalah momentum strategis untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan tugas dan roda pemerintahan desa yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Dia mengungkapkan, pihaknya selama ini sangat mendukung inovasi-inovasi yang dikembangkan desa-desa agar berjalan baik. Maka dari itu, ia yakin dengan persiapan yang matang, Desa Getas Pejaten telah siap bersaing dalam perlombaan tersebut.
“Tentunya kita harapkan lomba ini menjadi barometer perkembangan desa, dengan meningkatkan sinergi untuk memberi pelayanan publik yang baik untuk masyarakat,” ujarnya.(UN)