Misteri Sosok Sunan Kedu
Kudus, Dupanews.id – Sosok Sunan Kedu sampai sekarang masih penuh misteri, sebab dikenal hanya mendasarkan ceritera rakyat. Begitu pula yang disampaikan ahli sejarah,, guru sejarah, pemerhati, hingga juru kunci dan tokoh masyarakat Desa Gribig Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.
Di desa inilah Sunan Kedu mendirikan masjid At Taqwa, meninggalkan watu (batu) kenong, sebuah belik ( sumber air/mata air) dan juga beberapa pusaka. Namun saat ini yang masih ada barangnya adalah saka guru. Atau empat tiang utama masjid berbahan kayu (kemungkinan besar kayu jati), batu kenong dan belik.
Belik (sumber air/mata air) yang diberi nama Pundung atau sendang Joyo. Lokasinya beberapa meter sebelah timur komplek makam Sunan Kedu. Tepat di belakang rumah penduduk. Tidak ada jalan khusus untuk menuju lokasi. Tapi dari arah barat bisa dijangkau. Meski agak terjal dan berdekatan dengan rumpun bambu dan sejumlah pohon rindang.
Meski airnya cukup jernih dan debitnya masih lumayan, namun belik yang luasnya sekitar 3 x 2 meter kesehariannya tidak dimanfaatkan untuk mandi atau cuci mencuci warga setempat/terdekat. Air belik ini mengalir ke arah selatan melalui dua saluran alam.
Sedang di bagian belakang masjid AtTaqwa terlihat tiga nisan dengan pathok beton. Satu di antarnya makam Hadiwijoyo. Konon putra Sunan Kedu. Sedang dua lainnya disebut sebagai teman atau pendherek. Warga tidak ada yang tahu diantara tiga makam itu, mana makamnya Sunan Kedu. Lalu untuk mencapai makam harus melalui undhak –undhakan semen dari sisi barat dan timur. Berada di ketinggian antara 3- 3,5 meter dari lantai dasar masjid.
Selain itu juga tidak yang tahu siapa sebenarnya sosok Hadiwijoyo. Jika yang dimaksud Hadiwijoyo itu Sultan Pajang atau Mas Karebet, nampaknya tidak benar. Sebab dari silsilahnya, Hadiwijoyo itu putra dari pasangan suami isteri Raden Kebokenongo atau Syekh Abdullah dengan Dewi Roro Alit binti Kiai Gedhe Somaireng. Sedang Sunan Kedu sendiri menurut Maslani( salah satu sesepuh Desa Gribig), nama kecilnya Abdul Hakim. Sepulang dari Arab, namanya menjadi Syeih Abdul Basyir. Konon berasal dari Parakan Kabupaten Temanggung. Datang di Kudus pada tahun 1576 Masehi dan menjadi salah satu murid Sunan Kudus. Dan konon pernah menjadi prajurit tangguh di Kerajaan Demak Sunan Kedu meninggal pada 28 Februari 1612.(Sup)