Kudus, Dupanews – Obyek wisata Desa Wonosoco Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus sepi pengunjung. Saat Dupanews berada di obyek itu pada Rabu siang (24/2/2021) hanya melihat beberapa pasang muda mudi. Sebagian bersantai di gazebo, beberapa meter dari sendang Dewot.
Sebagian lagi terlihat di emperan samping kanan gedung pusat informasi. Lalu ada pula yang “nyantai “ di bawah pohon di samping motornya. Sedang puluhan warung yang tersebar di tiga lokasi tidak ada satupun yang buka.
Meski demikian, seluruh areal obyek wisata ini nampak cukup bersih. Tidak terlihat adanya tumpukan sampah. Sendang dan saluran airnya nampak rapi dan airnya jernih.
Hanya saja berbagai sarana prasarana bantuan /hibah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Diparbud) Provinsi Jawa Tengah nampak “pucat dan kusam”
Seperti sebuah tempat pementasan terbuka untuk aneka jenis seni budaya berbentuk semi joglo. Sedang gedung pusat informasi, hingga sarana-prasarana penunjang nampak tertutup rapat. Lalu sebuah bangunan kecil mirip tugu identitas berornamen tunggal wayang klithik masih tetap tegak berdiri.
Selain sendang dengan sejumlah pohon ukuran besar dan berdaun lebat, juga telah dikembangkan pula sebagai obyek wisata adalah sejumlah gua.
Menurut penuturan sejumlah warga Desa Wonosoco, sepinya pengunjung tidak hanya pada hari hari biasa . Pada hari libur atau akhir pekan (Sabtu) juga sepi. “Jika di rata rata hanya sekitar 10 – 20 pengunjung saja per harinya. Ini sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir,”
Menurut sejumlah peneliti dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang telah mengunjungi dan meneliti Desa Wonosoco, desa ini masih dalam tahap pengembangan, sehingga belum dikenal masyarakat luas. Selain itu kondisi sarana prasarana- terutama jembatan dan jalan yang menuju Desa Wonosoco masih kurang memadai, sehingga warga/wisatawan enggan datang. Apalagi jika musim penghujan menjadi langganan banjir.
Pada posisi Rabu siang (24/2/2021) beberapa ratus menjelang gerbang desa atau sebelum saluran irigasi Klambu Kanan, kondisi jalannya beraspal tapi sudah bopeng bopeng. Sedang ruas jalan selebihnya hingga jalan raya Undaan – Sukolilo (Pati) terbuat dari beton, kurang lebar. Akibatnya, setiapkali mobil berpapasan, salah satu diantaranya harus berhenti lebih dahulu, Apalagi jika bersimpangan dengan truk, spion harus dilipat lebih dahulu.(sup)