Hari Anak Nasional: Nadiem Makarim : Membaca Buku, Berpikir Kritis
Jakarta , Dupanews.id – Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim , salah satu kebutuhan utama anak-anak Indonesia di tengah perubahan global saat ini adalah kemampuan berpikir kritis Dapat memahami dan mempertanyakan.” s Tidak hanya menghafal dan menerima informasi saja” tegasnya dalam acara virtual bertajuk “Hari Anak Nasional (HAN) 2021”, Jumat (23/7/2021).
Selain itu membaca buku merupakan salah satu cara menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Membaca buku juga ( buku yang disukai siswa)dapat menghindarkan anak Indonesia dari risiko learning loss ( menurunnya kompetensi belajar siswa) selama pandemi.
“Bagi adik-adik yang sekarang masih harus belajar dari rumah, harus tetap semangat dan bersabar karena kesehatan dan keselamatan kalian selalu menjadi prioritas kami,” ujar Nadiem
Mendikbud juga menegaskan untuk terus disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Menurutnya, kesehatan dan keselamatan anak-anak adalah bekal untuk terus belajar dan bermimpi agar Indonesia menjadi tangguh.”Kesehatan kalian adalah ketangguhan Indonesia. Semangat kalian adalah bekal kita untuk tumbuh. Jangan berhenti belajar dan bermimpi di tengah kondisi apa pun. Masa depan cerah adalah jawaban bagi mereka yang berani berdiri dan berlari. Mari terus serentak bergerak mewujudkan Merdeka Belaj
Hari Anak Nasional (HAN) diperingati setiap tanggal 23 Juli. Tahun 2021 : mengingat masih dalam situasi pandemi Covid-19., maka tema peringatan Anak Terlindungi, Indonesia Maju
Peringatan HAN telah diselenggarakan sejak tahun 1986 .Sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.
Baca juga : Harga Obat “IVERMECTIN Tembus Rp 350b.000 – Rp 500.000 Seorang Warga Jakarta Kirim Surat Terbuka kepada Presiden Jokowi
HAN merupakan momentum penting untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen bangsa Indonesia dalam menjamin pemenuhan hak anak atas hak hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar.Dilakukan sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Sejarah HAN berawal dari gagasan Presiden RI kedua, Soeharto. Atas dasar anak-anak merupakan aset kemajuan bangsa. Maka berdasarkan Keputusan Presiden RI No 44 tahun 1984, ditetapkan setiap tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional (HAN).
Kegiatan HAN dilaksanakan mulai dari tingkat pusat, hingga daerah.Sementara itu, untuk menunjang kesejahteraan anak serta melindungi hak-hak anak sebenarnya secara hukum dan perundangan, telah banyak hal dilakukan negara.
Antara lain diundangkannya UU No 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang memuat berbagai ketentuan tentang masalah anak di Indonesia.Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 1989 telah ditetapkan tentang Pembinaan Kesejahteraan Anak sebagai landasan hukum terciptanya Dasawarsa Anak Indonesia 1 pada tahun 1986 sampai 1996 dan Dasawarsa Anak II pada tahun 1996 sampai 2006.
Dibentuknya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).Mengganti nama Kementerian Pemberdayaan Perempuan menjadi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Dengan perubahan tersebut, diharapkan masalah anak menjadi lebih intens dan fokus untuk diperhatikan dan ditangani.
Makna Logo Hari Anak Nasional 2021 :
- 3 anak yang memegang bendera merah putih:
Setiap anak termasuk anak disabilitas memiliki impian (cita-cita) yang dapat diraih dengan doa, semangat dan dukungan keluarga.
Anak sebagai generasi penerus bangsa, perlu didukung dan dilindungi.
Dimaksudkan, agar anak tumbuh sebagai manusia dewasa yang berjiwa Pancasila di bawah naungan sangsaka merah putih. - Warna Merah dan Putih: Warna merah dan putih menggambarkan kebersamaan dan nasionalisme anak anak Indonesia untuk tetap kreatif dan bersemangat tetap saling mendukung dalam melewati masa sulit.
- Garis berwarna abu:
Situasi akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada dunia anak-anak dengan perubahan pola hidup, tetap harus diupayakan terpenuhi haknya, bergembira dan penuh kreativitas, dalam perlindungan keluarga.(Sup)