Kudus, Dupanews – Ratusan kaum perempuan- terutama remaja dan ibu-ibu muda, berebutan mendapatkan aneka macam pakaian di pekarangan rumah keluarga Haji Nor Zayid. Di perempatan jalan lingkar masuk wilayah Desa Klumpit Kecamatan Gebog, Senin siang (22/2/2021).
Mereka tertarik untuk memborong aneka macam pakaian yang sebagian besar untuk kaum “Hawa” ini, karena harganya jauh lebih murah dibanding harga pasaran umum. Harganya cuma sekitar Rp 25.000 – Rp 50.000 per potong. Tapi ada pula yang lebih dari itu. Tergantung barangnya. “Kondisinya memang basah Pak, tapi ada pula yang sudah kering. “ tutur sejumlah ibu ibu sambil memperlihatkan berbagai jenis baju yang hendak dibeli.
Belum diketahui secara pasti kenapa Nor Zayid mengobral ribuan potong pakaiannya dengan harga murah, Diduga untuk menyelamatkan ribuan- puluhan ribu potong pakaian yang basah kuyub diguyur air dari beberapa mobil pemadam kebakaran.
Seusai toko Zam-Zam di Blok A nomor 18 miliknya terbakar pada Selasa 16 Februari 2021.
Di dekat toko tersebut juga terdapat lima toko miliknya yang lebih berfungsi untuk tempat penyimpanan barang dagangannya. Dan tidak ikut terbakar. Namun karena lokasinya berdekatan, maka seluruh toko itu juga diguyur air dari mobil pemadam kebakaran. Dipasttikan semuanya menjadi “basah kuyub”.
Jika dibiarkan terus tentu saja akan rusak- paling tidak berbau busuk, sehingga kerugian semakin membengkak. Oleh karena itu seluruh pakaian tersebut diangkut di bawa pulang ke Kumplit.
Di sebelah kanan komplek rumah Nor Zayid ( berada di sisi kanan jalan/timur) dan rumah adiknya di sisi kiri jalan/barat, terdapat halaman kosong cukup luas. Di tempat dijadikan tempat menjemur pakaian yang basah kuyub/ Sebagian digantungkan dan sebagian lagi dibiarkan teronggok di atas tanah yang dialasi dengan plastik
Proses pembelian juga sederhana. Pembeli memilih barang. Kemudian menyodorkan kepada “petugas” untuk ditetapkan harganya. Mengingat begitu banyaknya pembeli, maka diberlakukan sistem “buka tutup”. Pembeli pun berdesakan, tanpa mengindahkan jarak sesuai protokol kesehatan. Namun umumnya mereka bermasker.(sup)