Semarang

Padepokan Brajamusti Nusantara Tolok Ukur Budaya Kesenian Tradisonal Jawa Di Semarang

Share

Semarang, dupanews – Kesenian tradisional dapat berkembang dan bertahan tidak bergantung pada pelaku seni saja namun dukungan dari pemerintah dan semua elemen masyarakat juga sangat diharapkan. Nguri-uri Kesenian Khas Jawa yang digelar di lapangan Mijen dan Pongangan Gunungpati Semarang dalam rangka merayakan 17 Agustus 1945 supaya tidak punah , dalam acara itu turut dipentaskan reog dan tarian tradisional dari kesenian suro Turonggo ngesti Budoyo feat leak Budoyo Nusantara yang tampil di lapangan Mijen adapun Cakra Tri buana ,Cipto Turonggo Wahyu dan Turonggo Bimo mudho di lapangan Pongangan Gunungpati Semarang.

‘’saat ini kami melalui Paguyuban Brajamusti Nusantara ini sengaja melestarikan budaya khas jawa yang merupakan peninggalan nenek moyang dan harus benar- benar dijaga agar tidak punah dengan yang datang baru- baru ini, saat ini kami mengutus beberapa reog ini di dua tempat Mijen dan lapangan Pongangan Gunungpati “. Tim dari padepokan Brajamusti Nusantara Semarang memberikan keterangan saat diwawancara dalam sela pementasan.

Akhir – akhir ini bisa dikatakan dari utara sampai selatan, barat ke timur luar biasa keseniannya, itu tidak luput dari dukungan berbagai pihak , para aparat dari dandim, polres tak lain pemerintah semarang ikut serta selalu membangun dan mengembangkan kesenian, pungkasnya.

Padepokan brajamusti Nusantara yang ada di Semarang sebagai tolok ukur kesenian Jawa agar tetap lestari dan berkembang yang saat ini menjadi programnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button