Warga Tenggeles Kudus Tolak “Pabrik Jagung”
Kudus, Dupanews.id- Dalam beberapa hari terakhir pabrik pengolahan jagung yang terletak di Desa Tenggeles Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Tepatnya di tepi jalan raya Kudus- Pati kilometer 7 (tujuh) berhenti beroperasi- setelah “di demo” puluhan warga. Minggu malam ( 21/8/2022) digelar pertemuan antara warga dengan pemilik pabrik yang dipimpin kepala desa (Kades) Tenggeles di balai desa setempat.
Menurut data tertulis yang diberikan Direktur Lembaga Kajian Strategis (LKiSS) Kudus, Sururi Mudjib, pada 8 Agustus 2022, selaku pendamping warga RT 001/RW 004 Desa Tenggeles mengajukan surat penolakan operasional penggilingan dan pembersihan jagung milik CV Rajawali Putri Muria.
Ada 10 hal yang mendasari penolakan tersebut . Antara lain pemilik perusahaan melanggar kesepakatan dalam berita acara yang ditanda tangani bersama di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) 28 Juli 2022.
Akibat beroperasinya penggilingan dan pembersihan jagung tersebut sejumlah warga- terutama di wilayah RT 001/RW 004 terserang sesak nafas dan gatal gatal. Suara mesin teramat bising dan dioperasikan hampir sepanjang hari sepanjang malam.
Surat yang juga ditanda-tangani 14 orang warga ditembuskan kepada Kepala DinasDPMPTSP Jawa Tengah, Kabupaten Kudus, PKLPH, PUPR, Satpol PP, Kades Tenggeles dan CV Rajawali Putri Muria.
Dua orang warga yang tinggal hanya beberapa meter dari lokasi “pabrik jagung” mengatakan, sebelum “pabrik” ini dioperasikan adalah bekas gudang. Namun secara bertahap gudang itu direnovasi menjadi pabrik pengolahan jagung.
Jika pabrik itu dioperasikan, suara mesinnya begitu berisik. Lalu debunya berterbangan ke sana ke mari sesuai arah angin.
Sedang pemilik CV, adalah seorang perempuan paruh baya, berana dua kembar, sudah bercerai dan tinggal di dalam “pabrik”.
Di depan pabrik- terlihat “tugu jagung”- Terbuat dari bahan semen, terdiri tiga buah jagung yang telah terkelupas dan berwarna kuning cerah. Belum diketahui secara jelas, pabrik tersebut memproses jagung menjadi tepung atau dalam proses lainnya. Menurut warga , di areal persawahan di Desa Tenggeles, nyaris setiap tahun tidak ditemukan tanaman jagung. Diduga jagung didatangkan dari desa/kabupaten lain. Sedang seluruh tenaga kerja yang terserap tidak ada satupun dari warga desa setempat. (Sup)