Kudus, Dupanews.id – Onthel Sepeda Kuno- disingkat Ontoseno. Salah satu diantara sejumlah komunitas sepeda onthel(kayuh) yang ada di Kabupaten Kudus. Dan telah berdiri sejak 16 September 2016.Sedang Ontoseno (Antasena) adalah putra bungsu Bimasena alias Werkudara– tokoh Pendawa Lima dalam jagat pewayangan.
Dikutip dari Wikipedia : Antasena digambarkan berwatak polos dan lugu, tetapi teguh dalam pendirian. Dalam berbicara dengan siapa pun, ia selalu menggunakan bahasa ngoko sehingga seolah-olah tidak mengenal tata krama. Namun hal ini justru menunjukkan kejujurannya di mana ia memang tidak suka dengan basa-basi duniawi.
Lalu menurut Ketua Harian Ontoseno, Sancaka Dwi Supani, Minggu (20/2/2022), keberadaan komunitas ini lebih kepada upaya “pelestarian” sepeda. Khususnya sepeda “tua” dan antik. Menjalin silaturahmi sesama anggota, hingga ikut berkiprah dalam pelestarian lingkungan, seni dan budaya. “Selama hampir sekitar lima tahun terakhir kami masih tetap eksis- sesuai dengan kemampuan dan latar belakang kami.” ujarnya di tengah tengah acara pertemuan rutin setiap bulan, yang dihadiri sebagian besar anggotanya. Dua diantaranya perempuan.
Para anggota yang terdiri dari berbagai “unsur” masyarakat dan mayoritas sudah berusia “sepuh” ini, dalam pertemuan kali ini antara lain membicarakan serangkaian kegiatan. Seperti mengunjungi desa wisata Wonosoco di Kecamatan Undaan.
Kegiatan semacam itu sudah dilakukan antara lain mengunjungi “museum” Situs Patiayam Desa Terban (Jekulo), masyarakat Sedulur Sikep/ Samin di Larikrejo (Undaan). Secara rutin mengikuti kegiatan peringatan hari kemerdekaan ( 17 Agustus) , hari pahlawan ( 10 November) dan masih banyak kegiatan lainnya.
Setiap kali tampil di muka umum, cirri khas Ontoseno ini selain puluhan sepeda onthel kuno yang dipenuhi pernik-pernik. Juga berpakaian jaman doeloe juga disertai segenap asesorisnya.
Ketika di pertemuan di rumah Sancaka Dwi Supani, Minggu siang, ada yang berpakaian jendral-lengkap dengan tanda pangkat dan sepucuk pestol. “Iki lho jendral sandalan. Sepedane nggembos lan dipompa manual” ujar Pak Pani panggilan akrab Sancaka Dwi Supani dengan nada bercanda. Sedang dua pria sepuh yang memakai baju surjan, juga tidak kalah nyentrik berboncengan dengan sepeda onhtel modifikasi.
Dan ketika diambil foto , mereka dengan kompak mengepalkan-mengacungkan tangan sambil berteriak Ontoseno- yes –yes, kemudian tertawa terkekeh-kekeh. Ontoseno memang polos dan lugu.(Sup)