Grobogan, Dupanews – Setelah sempat padam total per September 2020, maka sejak Selasa (20/4/2021) Api Abadi Mrapen (AAM) kembali menyala hingga 40 -60 tahun ke depan. “”Tolong dirawat dan dilestarikan bersama mengingat AAM adalah aset serta menyimpan sejarah yang luar biasa.
Siapapun jangan mengebor sumur sembarangan tanpa izin pemerintah yang justru berujung mengakibatkan kebocoran gas dan memengaruhi nyalanya. ” tegas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat “meresmikan” AAM menyala kembali di Desa Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan, Selasa (20/4/2021)
“Karena area ini saya kategorikan area rawan. Kalau nanti masyarakat ngebor tanpa izin dan tidak terkontrol, ini akan mati lagi. Mari merasa handarbeni, saling memiliki dengan cara merawat bersama,” tambah Ganjar.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko menjelaskan. Dalam upaya penyalaan kembali AAM survei geolistrik dilakukan untuk mencari sumber api baru. Lalu melakukan pengeboran dan menemukan sumber gas dan api pada kedalaman 40 meter.
“Kami mereorientasi aliran gasnya. Sebab matinyaAAM disebabkan kebocoran aliran gasnya,” katanya..
AAM menurut legenda, ditemukan kali pertama oleh Sunan Kalijaga ketika bersama pengikutnya dalam perjalanan jauh dari Kerajaan Majapahit ke Demak kesulitan memperoleh api dan air.
Baca Juga : Diduga Konsleting Listrik, 3 Rumah di Grobogan Terbakar
Setelah berdoa bersama pengikutnya agar Tuhan memberikan api dan air, Sunan Kalijaga menancapkan tongkatnya ke tanah, lalu muncul semburan api. Lokasi ini kemudian dikenal sebagai api alam atau api abadi.
Semburan api berasal dari tanah dalam bentuk gas, dengan pusat semburan berdiamater 1,5 meter kemudian ditumpuki batu kapur agar tidak membahayakan pengunjung. Setelah itu beliau bergerak beberapa meter ke arah timur dan kembali menancapkan tongkatnya, keluarlah air cukup jernih- yang kemudian dijadikan sendang.
Berdasarkan penelitian para ahli, air yang berwarna hijau kekuning-kuningan, berbau agak busuk, bersuhu sekitar 35 derajat. Mengandung silikon dioksida (SiO2), chlorida (C12), sulfat (SO4), besi (Fe), mangaan (Mn), asam carbonat (HCO3). Calcium (Ca), magnesium (Mg), phosphat (PO 4), carbondioksida (CO2), asam belerang (H2S), amonia (NH), dan aluminium (Al). Air sendang ini konon bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit.
Baca Juga L Alat Percetakan Sablon di Purwodadi Terbakar
Api Abadi Mrapen untuk kali pertama diambil untuk upacara pembukaan Games of the New Emerging Forces (Ganefo) I pada 1 November 1963. Ganefo I adalah ”ciptaan” Presiden Soekarno yang digelar di Jakarta. Ganefo diikuti 2.200 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa. Ajang olahraga itu diliput sekitar 450 wartawan, tetapi diboikot negara Barat.
Munculnya Ganefo adalah bentuk kemarahan Soekarno karena pada Asian Games Jakarta 1962. Indonesia melarang Israel dan Taiwan untuk berpartisipasi sebab lebih bersimpati pada Republik Rakyat Cina serta negara Arab.
Indonesia diprotes Komite Olimpiade Internasional yang mempertanyakan legitimasinya karena Israel dan Taiwan anggota resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Akibatnya, Indonesia tak diperbolehkan mengikuti Olimpiade Tokyo 1964.
Akhirnya Indonesia menyatakan keluar dari Komite Olimpiade Internasional karena organisasi olahraga tersebut dianggap antek imperialis dan setahun kemudian menggelar Ganefo I.
Sebenarnya Ganefo II dijadwalkan digelar di Kairo, Mesir, pada 1967. Tetapi akhirnya dibatalkan terkait dengan masalah politik sehingga Ganefo yang bersemboyan onward no retreat atau maju terus pantang mundur hanya berlangsung sekali.
Meski demikian, agar sejarah olahraga yang diwarnai politik ini masih tetap dikenang. Dibangun monumen sederhana pengambilan api abadi Ganefo I di kompleks Api Abadi Mrapen.
Selain itu, di kompleks Mrapen juga dijumpai monumen pengambilan api PON X. 9 September 1981 dan PON XIV 23 Agustus 1996. Pengambilan api untuk peresmian Stadion Sriwedari, Surakarta, PON XII. 6 Oktober 1989, dan pembukaan Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwarnas) I. 9 Februari 1983, yang dipimpin Gubernur Jawa Tengah Soepardjo Roestam tidak ”dimonumenkan”.
Sampai sekarang,AAMi Mrapen tetap dijadikan langganan umat Budha, khususnya di Jawa Tengah, setiap kali digelar upacara Waisak di Candi Borobudur. Selain itu, penyelenggaraan Asian Beach Games I di Bali, 18-24 Oktober 2008, juga mengambil api abadi dari Mrapen. Api dari Mrapen diambil pada 8 Oktober. (Sup)