Kudus, Dupanews – Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus, Agung Karyanto menjawab enteng, aman kok. Ketika ditanyakan hasil penelitian laboratorium di Semarang tentang limbah cair yang muncul di genangan banjir di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati.
Ketika ditanyakan apa maksudnya aman kok, Agung Karyanto yang dihubungi melalui “WA”, per Kamis (18/2/2021) tidak memberikan jawaban. Jawaban aman menjadi multi tafsir. Bisa dianggap limbah cair itu tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Padahal Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kudus, Hartopo telah memerintahkan kepada Kepala PKPLH tersebut untuk mengambil sampel limbah cair bercampur air banjir dan kemudian diteliti di laboratorium di Semarang. Agar bisa diketahui limbah itu “milik” siapa dan membahayakan atau tidak.
Menurut pengamatan Dupanews, diduga kuat limbah cair berwarna hitam pekat tersebut berasal dari Pura Grup Kudus (PGK). Perusahaan berskala nasional dan internasional ini dikenal sebagai produsen aneka jenis kertas hingga kertas uang. Bahkan melebar ke produsen sejumlah alat pertanian.
Perusahaannya tersebar di tiga lokasi utama. Unit pertama di seputar Jalan R Agil Kusumadya, Yaitu di sebelah barat rumah sakit Mardi Rahayu dan di seputar perempatan jalan Taman Jati/SMP I, perhotelan.
Limbah cair dari unit satu tersebut dialirkan ke unit pengolahan limbah (UPL) yang berada beberapa puluh meter timur Jembatan Kencing. Tepat di gang masuk ke komplek UPL, terlihat parit/selokan memanjang. Terlihat beberapa pipa pralon berbagai ukuran. Selokan itu sendiri nampak penuh limbah cari berwarna hitam yang berasal dari pabrik. Belum diketahui secara pasti “muara” dari selokan itu di mana, Namun diduga mengarah ke Sungai Wulan
Sedang di Unit II, yang terletak di seberang jalan Kantor/Balai Desa Jati Wetan atau beberapa puluh neter di belakang Kantor Kecamatan Jati, sampai saat ini diduga belum memiliki UPL. Limbah dari pabrik ini dialirkan ke melalui parit/selokan yang menyebar ke sungai/anak sungai terdekat.
Sampai dengan Kamis petang (18/2/2021) pihak Pura Grup Kudus belum juga menanggapi secara resmi tentang limbah cair yang bercampur banjir , Hal ini sebenarnya hampir setiap tahun terjadi. Pada saat tertentu, air di sungai Wulan di seputar jembatan Tanggul Angin mendadak berubah warna. Kadang terlihat buih dan mengalir hingga beberapa kilometer menuju arah wilayah Kecamatan Karanganyar dan Mijen Demak.
Puluhan warga sempat beberapa kali unjukrasa, karena limbah itu membuat air menjadi tercemar. Memunculkan gatal gatal hingga berbagai jenis ikan mati.(Sup)