KudusNasional

Baca Puisi di Bekas Stasiun Kereta Api Cagar Budaya Ambyar

Share

Kudus,Dupanews.id – Banyak cara  untuk merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 ,  Sekitar 25 anggota komunitas sepeda onthel/ ontel/ unta Ontoseno  Kudus menggelar acara di bekas stasiun kereta api Wergu. Sembari baca puisi, selepas mengikuti “upacara kenegaraan” di Gedung Joeang komplek perkantoran Jalan Mejobo, Selasa (17/8/2021).

Begitu tiba di  bekas stasiun  yang dibangun pada 1883-1884 ini, mereka segera memarkir sepeda tuanya membentuk setengah lingkaran. Dengan pakaian “angkatan 45” dan sejumlah bendera merah putih, mereka berdiri melingkar dan selanjutnya memulai upacara yang langsung dipimpin ketuanya Sancaka Dwi Supani.

Menurut mantan kepala seksi sejarah museum keperbukalaan Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar)  Kabupaten Kudus ini, lokasi acara dipilih karena terkait dengan sejarah perjuangan rakyat Kudus. Sekaligus menunjukkan kepada banyak pihak tentang kondisi terkini stasiun           yang  telah ditetapkan sebagai cagar budaya bernomor 11-19/Kud/ 38/TB/04 per September 2005.  “Ini salah satu bangunan sejarah yang pernah ditembaki tentara Belanda dari atas pesawat untuk menghacurkan para pejuang 45. Juga bangunan bersejarah perkereta apian indonesia ( PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kami hanya bisa “berteriak”. Semoga ada pihak yang mendengar, melihat dan kemudian menyelamatkan bekas stasiun yang juga sempat dijadikan pasar sementara yang dikelola Dinas Pasar,” ujarnya.

Terhitung sejak 10 April 2017,  komplek stasiun kereta api (KA) Kudus  yang terletak di Kelurahan Wergu Kulon dikembalikan pengelolaannnya kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Seiring dengan diresmikannya Pasar Baru, sekitar 500  meter timur  komplek stasiun KA Kudus, setelah pihak pemerintah kabupaten (Pemkab ) Kudus, selama sekitar  lebih dari 20 tahun terakhir, menyewa komplek stasiun ini untuk dijadikan komplek pasar tradisional.

Sejak itu sampai dengan Selasa ( 17/8/2021) atau lebih empat  tahun bulan , PT KAI samasekali tidak melakukan aneka jenis perbaikan- rehabilitasi, Kecuali hanya dengan membuat pagar seng berkeliling.

Kondisi stasiun sebagian besar bangunannya masih dalam kondisi asli. Terkecuali di bagian depan sebelah barat menghadap jalan raya, dibangun “pagar” baru dari bahan semen (tembok semen).Ditambah dilenyapkkannya,  satu rel khusus yang melintas di emperan stasiun.serta rangkaian rel-rel yang berada di halaman stasiun samping selatan.

Sedang kondisi tiang bangunan yang semuanya dari bahan besi, termasuk kerangka bangunannya yang juga berbahan besi, meski terlihat kokoh namun sudah banyak yang “dimakan” karat.

Begitu pula, kaca yang didominasi warna kekuningan dan diselingi warna putih.Sebagian kaca itu bahkan berlobang-lobang kecil –terutama di bagian sisi timur. Lobang tersebut konon bekas tembakan peluru tajam saat  pasukan Belanda tengah beraksi untuk menduduki kota Kudus dan stasiun KA ini menjadi salah satu sasaran.

Sedang fungsi kaca-kaca tersebut untuk menahan  sinar matahari dan sekaligus bentuk ornamen pemanis bangunan. Khusus untuk talang air yang terbuat dari bahan seng, termasuk cerobong sebagian besar dalam kondisi rusak berat. Sebaliknya atap seng di bangunan utama masih tergolong “baik”. Dan sejak menjelang akhir Desember 2020 dijadikan parkir/garasi lebih dari tujuh mobil.(Sup)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button