Pati,Dupanews.id – Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) Desa Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten Pati, pada posisi Selasa ( 17/1/2023) baru bisa mengeringkan gabah sebanyak 4,5 ton. Milik Dul Rasaq dan Rosidi. “ Nanti jika mulai memasuki panen raya tentu akan bertambah lagi. Dengan adanya mesin pengering sangat membantu petani,” ujar Ketua Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Mekarsari Makmur Desa Tanjunganom Sukaeri
Gapoktan Mekarsari Makmur yang berdiri tahun 2007 dan beranggotakan 85 orang petani ini, menerima LPM yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022 Fisik Bidang Pertanian, senilai Rp satu miliar. “Kami yang mengerjakan secara swakelola. Yaitu berupa bangunan untuk tempat Rice Mill Unit (RMU) dan bed dryer ukuran 19 x 6 x 4,7 meter. Bangunan lumbung 18 x 9 x 5 meter dan lantai jemur 13x 13 meter. Biaya yang disediakan Rp 576.682.000,- Sedang untuk kelengkapannya yaitu RMU dan bed dryer dipasok dari rekanan/kontraktor” tambahnya.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian nomor 10 tahun 2022, tentang petunjuk operasional pengeloaan DAK Fisik Bidang Pertanian tahun anggaran 2022, antara lai n disebutkan keberadaan LPM diarahkan untuk mengoptimalkan penyerapan gabah petani. Di sisi lain, peranan sosial LPM berfungsi sebagai cadangan pangan masyarakat. Untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan, gangguan produksi pada musim kemarau, dan keadaan darurat.
Kepala Desa Tanjunganom, Patman yang ditemui di ruang kerjanya menginformasikan jika lahan pertanian di desanya sebagian besar masih tadah hujan. Hanya sebagian kecil yang ada irigas tekniknya. “ Pada umumnya ditanami padi, polowijo dan tebu. Luasnnya sekitar 350 hektar saja. Jika dirata rata dengan jumlah penduduk yang umumnya petani dan buruh tani, maka kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektar. Ini terlalu sedkit. Tidak cukup untuk diandalkan sebagai gantungan hidup. Sehingga warga masih harus mencari sumber tambahan/penghasilan lain. “ ujarnya.
Dengan kepemilikan lahan yang sempit dan ditambah produkttivitasnya kurang optimal, maka setiap kali panen, pada umumnya petani tidak sempat untuk menyisihkan sebagian hasil panennya untuk cadangan pangan.
Namun demikian dengan adanya LPM tersebut maka Patman dan Sukaeri, akan berusaha sekuat tenaga untuk mengoptimalkannya. “Dengan adanya mesin pengering yang berkapasitar 3,5 ton dan durasi pengeringan memakan waktu 6-8 jam, maka relative mampu mengemat tenaga kerja dan tentu saja mampu mendongkrak harga gabah. Dibanding ketika petani masih mengandalkan pengeringan alami –sinar matahari,” tegas Sukaeri.
Masih menurut dia, untuk pembiayaan operasional dan tenaga kerja LPM, saat ini masih dalam proses pembicaraan antara Gapoktan Mekarsari Makmur dengan Pemerintahan /Desa Tanjunganom. Sementara yang sudah terselesaikan menyangkut tempat LPM berada di lahan milik desa, sehingga tidak butuh biaya baru.
Desa Tanjunganom berada tepat disebelah timur ibu kota kecamatan Gabus. Hal ini menjadikan desa ini termasuk salah satu desa termaju dan teramai di kecamatan ini. Memiliki empat dukuh atau dusun yaitu: Tegal Malang (RW 1), Tanjunganom (RW 2 dan sebagian RW 3), Paras (sebagian RW 2, dan RW 4), dan Pondok (RW 5 dan RW 6).
Meski didominasi bidang pertanian, namun Desa Tanjunganom juga memiliki industri kecil kerajinan mebel kayu di Dukuh Tanjung. Dan juga produksi rumah tangga berupa korden, selambu, sarung bantal dan sebagainya di dukuh Pondok.(Sup)