KUDUS, Dupanews.id – Merespon peningkatan kasus Covid-19 di Kudus, Bupati Kudus Hartopo mempersiapkan penanganan secara maksimal. Pihaknya menyampaikan tempat isolasi terpusat (isoter) di Rusunawa Bakalankrapyak siap digunakan. Hal tersebut disampaikan usai meninjau rusunawa bersama Kepala Dinas PKPLH Kudus Agung Karyanto, Plh. Kepala Dinas Kesehatan dr. Andini Aridewi, dan Asisten I Sekda Kudus Agus Budi Satriyo, Rabu (16/2).Â
Pihaknya menyampaikan Rusunawa Bakalankrapyak telah siap menampung Orang Tanpa Gejala (OTG) dan gejala ringan Covid-19. Kesiapan yang tergolong cepat tersebut tak lepas dari pengalaman Pemerintah Kabupaten Kudus menangani lonjakan kasus Covid-19 varian Delta. Sarpras dan petugas juga telah disiagakan. Persiapan tersebut juga menindaklanjuti arahan Presiden RI, Menko Marves dan imbauan dari Gubernur Jateng.
“Kami sudah pernah menangani lonjakan kasus Covid-19. Maka kami mempersiapkan lebih maksimal. Petugasnya sama dan fasilitas juga telah mumpuni,” ucapnya.
Rusunawa Bakalankrapyak dapat menampung hingga 170 pasien. Poli juga disediakan untuk observasi pasien terkonfirmasi Covid-19 yang memiliki gejala. Keputusan terkait melakukan isoter atau dirujuk ke rumah sakit diketahui dari pemeriksaan poli. Fasilitas berupa kipas angin dan satu galon air mineral akan ditambahkan ke setiap kamar.
“Di rusunawa kalau dimaksimalkan bisa menampung 170an pasien. Kami juga melengkapi dengan berbagai fasilitas tambahan untuk kenyamanan pasien isoter,” tuturnya.
Tak hanya di Rusunawa, beberapa rumah sakit menyiapkan tempat isoter untuk menampung pasien Covid-19 OTG. Hartopo menjelaskan Rumah Sakit Mardi Rahayu menyiapkan Griya Esther untuk isoter, Rumah Sakit Aisyiyah melalui Muhammadiyah menyiapkan isoter khusus. Sebagian besar desa juga telah menyiapkan tempat untuk isoter. Pihaknya mendorong instansi lainnya seperti perusahaan memiliki isoter untuk menampung pegawai atau masyarakat setempat yang OTG atau bergejala ringan.
“Semua perusahaan paling tidak memiliki shelter internal untuk pegawai yang OTG dan bergejala ringan,” jelasnya.
Sementara itu, bupati meminta agar pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (isoman) di rumah harus diverifikasi. Apabila tidak terpisah dengan anggota keluarga yang negotif Covid-19, harus segera dipindahkan ke tempat isoter. Sehingga virus tak menyebar ke anggota keluarga lainnya. Seperti yang diketahui, saat ini sebagian besar Covid-19 tertular melalui klaster keluarga. “Yang isoman akan kami verifikasi dulu. Kalau sudah sesuai ya nggak apa-apa. Kalau yang tidak sesuai langsung dipindahkan ke isoter,” pungkasnya. (*)