Kudus, Dipanews
Sampai dengan Minggu malam (14/2/2021) di wilayah Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus masih tercatat 1.300 hektar sawah yang tergenang banjir. Sebagian besar telah ditanami padi dan umumnya siap panen. Kemungkinan besar tanam padi tersebut terancam puso (gagal panen), bila air tidak sepenuhnya surut-normal kembali.
Camat Undaan Rifai tidak menjelaskan lebih rinci tentang, areal sawah tersebut berada di desa mana saja. Tingkat kerusakan, tinggi genangan, istimasi surut 100 persen, jumlah kerugian hingga menyangkut penggantian biaya dari pihak PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
Menurut catatan Dupanews, luas sawah di Kecamatan Undaan yang telah memperoleh pasokan air secara rutin dari waduk Kedung Ombo paling tidak 6.500 hektar, sehingga menjadi lumbung pangan ( beras) bagi warga Kabupaten Kudus.
Setiap hektar paling sedikit mampu menghasilkan 5-6 ton gabah kering panen (GKP) per hektar. Atau 32.500 – 39.000 ton per musim panen Setahun bisa panen tiga kali dan hasil panen terbaik biasanya berlangsung pada musim tanam ke-2, karena nyaris tidak ada gangungan hama maupun bencana banjir.
Hanya saja pada saat musim hujan, apalagi sebagian besar tanaman padi terendam banjir, maka kualitas- rendemen gabah merosot . “Gabah saat dipanen basah, harus beberapa kali dijemur agar kering dan laku di jual. Sekarang harga GKP paling tinggi Rp 4.500 per kilogram., Padahal dalam kondisi normal bisa laku Rp 5.200 – Rp 5.500,-. Bahkan ada yang bisa laku Rp 6.000 lebih,” tutur Gito (55) salah satu petani di Undaan Tengah,(sup)