Ngunduh Mantu Presiden, Momen Pelestarian Budaya.
Solo, Dupanews. Rangkaian acara pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, dengan Erina Gudono, di Surakarta, Jawa Tengah, berakhir Minggu(11/12/2022) dan menjadi menjadi momen penumbuhan semangat pelestarian budaya.
Acara tersebut juga memberi kesempatan bagi masyarakat dari berbagai kelas sosial untuk bersukacita bersama. Para warga hadir, terlibat,ikut berpartisipasi sesuai dengan peran mereka, dan berbahagia.
Sedang rangkaian acara tasyakuran pernikahan Kaesang-Erina diawali dengan upacara adat ngunduh mantu di Loji Gandrung yang merupakan rumah dinas Walikota Surakarta.
Presiden menyebut, acara ngunduh mantu itu sekaligus untuk nguri-uri atau merawat kebudayaan. ”Kami ngunduh mantu Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono sekaligus nguri-uri kabudayan, merawat kebudayaan, memelihara kebudayaan,” kata Presiden saat me-nyampaikan keterangan di Loji Gandrung.
Presiden menyatakan, kebudayaan merupakan warisan para leluhur sehingga harus di-lestarikan. ”Oleh sebab itu, mengenalkan budaya kita adalah wajib. Mencintai budaya kita juga adalah sebuah kewajiban kita bersama,” ujar Presiden.
Presiden menambahkan, kecintaan pada budaya harus terus ditunjukkan. Hal ini agar identitas kebudayaan masyara-kat Indonesia bisa muncul. ”Kecintaan pada budaya harus kita tunjukkan agar identitas budaya kita muncul kembali dan kita makin mencintai karakte rbudaya kita,” ucap Presiden.
.Menurut Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA)Mangkunegara X, pemimpin di Kadipaten Mangkunegaran,tasyakuran pernikahan Kaesang-Erina menjadi momen perayaan kebudayaan yang sangat positif. Sebab, dalam acara tersebut, berbagai ragam tradisi budaya bisa ditampilkan kepadamasyarakat luas.”Ini kesempatan yang sangat baik, bagaimana kebudayaan bisa diangkat, bisa diperkenalkan kepada masyarakat yang sangat luas, bahkan seluruh Indonesia melihat ini,” kata Mangkunegara X.
Suasana kirab makin terasa semarak dengan hadirnya sembilan panggung hiburan yang diisi penampilan para senimanlokal. Panggung tersebut berada 1. Panggung depan rumah dinas Wali Kota Loji Gandrung, dimeriahkan oleh grup karawitan muda dari Guyub Rukun.2. Panggung kedua berada di Stadion R. Maladi dengan penampil dari Keroncong Sabung..3. Panggung ketiga di Stadion Sriwedari, pengisinya adalah Andre & Friends (ANF) Band Solo yang akan membawakan genre Jawa semi modern..4. Depan museum batik Danar Hadi, diisi grup orkes kampung Latar Jembar..5. Di depan halte Timuran. Dimeriahkan oleh pengamen Java El Mariachi..6. Di depan bank CIMB Niaga. Pengisinya adalah Romance 7.. Di dekat KFC Ngarsopuro. Pengisinya adalah komunitas keroncong Surakarta.8. Di depan Pasar Triwindu. Pengisinya adalah karawitan dari Sanggar Gedong Kuning.9. Di kawasan Pamedan, Pura Mangkunegaran untuk band pengisinya adalah De Java Keroncong..
Selain itu, panitia juga menyiapkan makanan gratisyang bisa dinikmati warga disepanjang rute kirab.Kebahagiaan juga dirasakankusir andong dan pengayuh be-cak yang diminta mengantarpara tamu tasyakuran Kaesang-Erina dari lokasi parkir ke PuraMangkunegaran.Salah seorang kusir andong,Sukono (53), mengaku berangkat dari rumahnya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pukul 03.00. Dia sampai di lokasiparkir di Stadion Manahan pu-kul 06.00. ”Semalaman saya tidak tidur karena mulai menghias andong pukul 22.00 dan baru selesai pukul 03.00 pagi,”kata Sukono.
Dalam upacara adat itu diawali dengan upacara pasrah panampi boyong temanten. Dalam upacara itu,perwakilan keluarga Erina menyerahkan kedua mempelai kepada perwakilan keluarga Kaesang.
Sesudahnya, acara berlanjut dengan upacara adat gepyokan dan minum air zamzam serta pengalungan ronce bunga melati kepada Kaesang-Erina.Presiden dan Nyonya Iriana kemudian memakaikan kains indur kepada pasangan pengantin sebagai simbol purwaning dumadi, yakni permulaan atau asal-usul hidup.
Setelah itu, Presiden dan Nyonya Iriana mengantar Kaesang-Erina kepelaminan.
Acara lantas berlanjut dengan rangkaian upacara adat lainnya.Setelah ngunduh mantu di Loji Gandrung, acara dilanjutkan dengan kirab menggunakan kereta kuda.Selain Kaesang-Erina, kirab juga diikuti Presiden dan Nyonya Iriana beserta anak dan menantu lain. Kirab itu berakhir di Pura Mangkunegaran yang menjadi lokasi tasyakuran.(Sup)