Kades Klumpit “Monopoli” Sumur Pantek
Kudus, Dupanews.id – Sejak dua unit sumur pantek di Desa Klumplit Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dioperasikan, kunci pintu tempat penyimpanan mesin selalu dibawa kepala desa (Kades) Klumpit Subadi.
Sedang lahan yang diairi dari sumur pantek tersebut, terbatas pada lahan milik kades dan perangkatnya saja Sedang petani/kelompok tani tidak/belum pernah diajak berbicara/diskusi tentang latar belakang hingga untung ruginya membangun sumur pantek.
Sumur pantek berada di dua tempat yang terpisah. Satu diantaranya berada sekitar beberapa puluh meter belakang kantor-balai desa . Satunya lagi berada di perbatasan dengan wilayah Desa Gribig- beberapa meter dari jalan lingkar”Saya yang membawa kuncinya. Nanti jika semua sudah lancar baru saya serahkan ke pengurus tani. Begitu pula lahan seluas sekitar empat hektar, yang diairi milik saya dan perangkat desa,” ujarnya saat ditemui di depan “rumah “ sumur pantek- sembari proses pengairan tanaman jagung miliknya.
Jika tanaman jagung itu tidak disorot ( diairi) tidak akan tumbuh subur seperti sekarang ini. Saya hanya ingin membuktikan lebih dahulu manfaat sumur pantek. Nanti setelah berhasil saya baru akan serahkan kepada petani” tambahnya.
Menurut Subadhi untuk mengoperasikan sumur pantek selama satu jam membutuhkan biaya Rp 22.500,-. Selain untuk membeli bahan bakar (solar), tenaga operasional, hingga untuk kas desa. Sedang mesin pompanya berkekuatan tiga PK buatan China. “Pompa air itu kondisinya baru, tapi saya lupa berapa harganya dan berapa biaya pembangun kedua unit sumur pantek. Jika tidak salah dibiayai dari dana desa tahun 2021 dan selesai menjelang akhir 2021,” .
Pompa bekas
Sejumlah warga Desa Klumpit yang tidak bersedia disebut identitasnya, menengarai pompa air di sumur pantek tersebut dalam rencana anggaran biaya (RAB) buatan Jerman. Tapi kenyataaannya dibelikan mesin buatan China dan itu pun bekas, sehingga diduga terjadi manipulasi anggaran.
Saat Dupanews id- melongok ke dalam “kamar” tempat penyimpanan pompa air, memang ada tulisan TIANLI merek dagang. Namun tidak nampak tulisan/huruf Cina, justru terpampang tulisan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Antara lain Mesin diesel TIANLI buatan China. Tpye : S1100 DI, power/tenaga 18 HP , speed/kecepatan 2.200 RPM dan weigth/bobot 130 kilogram.
Salah seorang warga setempat mengaku yang menangani “rumah” sumur pantek, pompa air hingga pemasangan jaringan. Berupa pipa pipa pralon, yang di setiap “titik” dibuatkan kran air dan berada di tepi jalan beton.
Sedang Mulyono, selaku ulu-ulu(pengairan) maupun ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan)Desa Klumpit yang dihubungi secara terpisah menolak memberikan keterangan tentang seluk beluk sumur pantek tersebut.”Saya tidak tahu mas, yang tahu pak HasanKasie Kesra/ Pak Kades Subadi” jawabnya singkat. Hasan dan Subadi ternyata kakak beradik.(Sup)