
Kudus, Dupanews.id — Dalam waktu sepuluh hari terakhir di Kabupaten Kudus telah digelar ritual buka luwur,dan kirab hasil bumi seni budaya dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di berbagai tempat.
Pada Rabu siang (10/8/2022) kirab buka luwur Sunan Kedu, dari seputar kantor-balai desa-lapangan sepakbola Desa Gribig hingga ke komplek makam Sunan Kedu yang berlokasi di Dukuh Krajan RT 04/RW 02. Sementara dijadwalkan ritual Buka Luwur Sunan Muria di Desa Colo Kecamatan Dawe digelar pada Jumat 12 Agustus 2022.
Kirab Buka Luwur Sunan Kedu diikuti hampir semua elemen masyarakat Desa Gribig. Hanya saja di sepanjang perjalanan sejak dari komplek lapangan sepakbola hingga lokasi makam tidak banyak warga yang menonton. Dengan sejumlah “gunungan” berisikan antara lain hasil bumi, hasil UMKM, serta terlihat sejumlah perempuan dengan mengenakan busana adat Kudus
Sedang seputar lokasi makam, sesuai kirab- terlihat masih banyak ibu ibu yang yang sibuk membungkus nasi dan lauknya dengan daun jati. Terlihat pula tumpukan nasi dalam wadah besar.
Lalu di dalam makam Sunan Kedu, sejumlah ibu — ibu bergantian duduk bersimpuh di seputar nisan memanjatkan doa. Sementara panitia juga masih sibuk pula mengemas berbagai bentuk peralatan.Dan Dupanews- juga diberikan sebuah besek berisi nasi putih dan beberapa potong daging kambing/kerbau dalam wadah plastik. Tercatat tiga ekor kerbau dan 12 ekor kambing disembelih untuk acara ini.
Menurut Maslani- salah satu sesepuh Desa Gribig, makam Sunan Kedu baru ditemukan pada Selasa Pon 23 April 1988. Berasal dari Parakan Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Dan datang ke Kudus tahun 1576 Masehi, Dengan tujuan utama menjadi murid dan menimba ilmu dari Sunan Kudus.”Tentang hubungannya dengan industri rokok — termasuk didalamnya tembakau, saya tidak begitu paham. Namun saya pernah mendengar cerita- jika tempat produksi rokok Djarum awalnya dibangun di Desa Gribig.Dan juga beberapa orang bosnya juga mengunjungi makam Sunan Kedu- Atau juga biasa disebut Mbah Kedu dan Temenggung Kedu.Sedang nama kecilnya Abdul Hakim” ujarnya.


Kemudian dia menunjukkan satu persatu nisan yang ada dalam cungkup makam Sunan Kedu.Selain mbah Kedu, juga ada isterinya, Dewi Sulastri, Dewi Nawangsih, putrinya Siti Nadhiroh dan Dewi Mariyam.
Komplek makam Sunan Kedu, yang mudah dicapai lewat jalan besar/jalan raya- kemudian ada jalan kampung samping kiri/utara Puskesmas Gribig masuk sekitar 200- 300 meter.Cungkup itu terasa terjaga kebersihannya. Meski berada di sudut belakang rumah penduduk dan di belakangnya nampak puluhan batang pisang, mangga dan lebatnya tumbuhan bambu.
Komplek ini menjadi salah satu nilai tertinggi ketika Desa Gribig belum lama ditetapkan sebagai Desa Wisata diantara 28 desa wisata se Kabupaten Kudus. Namun belum terlihat langkah nyata dari pihak pemerintahan desa maupun Dinas Kebudayaan Pariwisata untuk mewujudkannya.Sedang ritual buka luwur Sunan Kedu berlangsung setiap tahun, yaitu pada setiap tanggal 13 Muharram- Suro(Sup)