Kudus, Dupanews.id – Bagi warga Muslim di Indonesia, pada umumnya mengenakan pecis/peci/kopiah/kethu atau songkok saat menghadiri perkawinan, menyaambut Idul Fitri dan Idul Adha hingga ke masjid Bahkan menjadi bagian dari pakaian nasional
Pecis pada umunya terbuat dari kain, tapi ada pula dari rotan hingga kulit kayu . Sedangkan harganya dari ribuan hingga ratusan ribu rupiah. Begitu pula jenis dan motifnya.
Sedang sejumlah warga Desa Tergo Kecamatab Dawe sekitar 20 kilometer utara pusat pemerinathan kabupaten Kudus, juga mampu memproduksi. Dengan bahan daun pandan. Proses pembuatannya lebih dahulu daun pandan “diolah “menjadi lembaran atau tikar, Lalu dipotong potong sesuai dengan ukuran peci. ”Dari mulai motong tikar sampai proses jahit kurang lebih 1 jam jadi” ujar Aris Sutopo Pengelola Centra Pengrajin Pandan Nusantara (CPPN) Desa Tergo, Jumat malam (9/4/2021)
Baca Juga : Resmi Dilantik, Bupati Kudus Hartopo Siap Laksanakan Reformasi Birokrasi
Saat ini telah diproduksi empat jenis pecis standar dengan harga Rp 40 000. Premium, (Rp 50.000) excekutif (Rp 75.000) dan New excekutif dipatok Rp 85.000 per buah. Masing masing jenis tentu saja memiliki “nilai” tersendiri : Tapi secara umum kami lebih mengetengahkan mutu. Adapun perna pernik itu lebih disesuaikan oada selera pembeli. Sedang keungulan yang mungkin tidak dimiliki kopiah.pecis dari bahan lain, semakin sering dipakai maka barangnya menjadi semakin “klimis” alami. Mampu bertahan hingga dua tahun. Seperti halnya tikar pandan buatan warga Desa Tergo,” tambah Aris.
Pemasarannya memang baru terbatas di sejumlah daerah di Jawa Tengah/ Tapi yang membanggakan songkok pandan ini sebgian besar konsumennya anak anak muda. Mereka umumnya lebih terttarik dengan hal hal yang menyngkut kekinian dan diwarnai sensasi. (Sup)