Lebih Tepat Membangun Rumah Panggung
Kudus, Dupanews – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus nampaknya lebih tepat dan efisien membangun rumah rumah panggung. Terutama di lokasi rawan banjir Dan Dibanding sebatas menyediakan kebutuhan logistik. yang berjalan rutin nyaris sepanjang tahun. Dan akhirnya “menguap” begitu saja tanpa bekas
Itu pendapat Hendi Hendro, Kepala Kesehatan Keselamatan Kerja, Kebencanaan, dan Lingkungan Universitas Muria Kudus,(UMK) , Minggu (8/1/2023), menyangkut bencana alam di Kota Kretek. Khususnya bencana banjir yang selalu terjadi hampir setiap tahun. “Pengamatan saya selama ini, Pemkab hanya fokus pada penyiapan kebutuhan logistik. Khususnya pangan dan sejumlah peralatan penunjang. Tidak mencoba dalam bentuk lain. Seperti normalisasi sungai. Atau paling tidak “pembersihan” rutin terhadap aneka bentuk sampah, buangan limbah industri hingga penataan lingkungan-pemukiman” ujarnya.
Rumah panggung yang dimaksud Hendi Hendro seperti yang telah dibangun di Desa Payaman Kecamatan Mejobo (Kudus). Menurut data yang dihimpun Dupanews, rumah panggung itu sebenarnya
Bangunan Evakuasi Banjir (BEB), yang dibangun Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang ( sekarang bernama Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) pada tahun 2009.Berukuran 15×8 meter. Berlantai dua yang ditopang 24 buah tiang beton. Dilengkapi dengan empat kamar mandi dan WC.
Sungguh sangat disayangkan, sejak didirikan tahun 2009 hingga awal Januari 2023 ( 14 tahun), bangunan itu nyaris tidak difungsikan sesuai peruntukannya. Dengan alasan tidak ada warga yang diungsikan. Sempat mau dijadikan kantor Kelompok Tani Desa Payaman, tapi gagal entah karena apa.
Kondisinya per Minggu ( 8/1/2023) masih berdiri kokoh. Hanya saja sebagian genting di sisi timur banyak yang pecah. Sedang seberang dinding bagian barat dan bagian belakang masih berupa sawah yang tergenang air. Sedangkan halaman depan yang menghadap ke jalan desa maupun halaman samping kiri bangunan dipenuhi batu kerikil dan kering tidak terjamah air.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Kudus per Sabtu malam ( 7/1/2023), akibat banjir yang melanda sejak menjelang akhir Desember 2022, sawah di Desa Payaman yang tergenang mencapi 246 hektar. Sedang warga yang terdampak tercatat 1.190 hektar. Lalu penduduk yang mengungsi 33 jiwa., yang diungsikan di SD I Payaman.
Sedang jumlah pengungsi terbanyak dari Desa Karangrowo Kecamatan Undaan, tetangga Desa Payaman sebanyak 387 jiwa dan disusul dari Desa Jati Wetan Kecamatan Jati 278 jiwa. Bila mengacu pada data banjir tersebut, Desa Karangrowo dan Desa Jati Wetan, layak untuk dibangun Bsngunan Evakuasi Banjir.(Sup)