“Matek” Lampu Citywalk Kudus
Kudus. Dupanews.id – Sudah cukup lama listrik di komplek “bangunan” citywalk Jalan Sunan Kudus “matek”. Alias mati. Padahal proyek tersebut menelan anggaran Rp 14,3 miliar dan belum berumur setahun. Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Lingkungan Hidup Kudus, Agung Karyanto telah mengetahui hal tersebut, tapi tidak/belum pernah menindak lanjuti untuk memperbaiki/ menghidupkan kembali lampu penerangan yang mati itu.
Hal itu tentu saja cukup mengganggu “pemandangan”- terutama di malam hari. Mengingat di seputarnya lampu tetap menyala terang benderang. Selain itu juga tidak lagi dinikmati warga Kota Kretek untuk sekedar melepas lelah hingga swafoto. Gardu jaga di bagian barat juga tidak ada personilnya.
Bahkan 120 tenda bantuan pabrik rokok Sukun untuk pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di citywalk, kemungkinan besar tidak disalurkan seluruhnya oleh Dinas Perdagangan. Mengingat jumlah PKL tidak sebanyak itu. Sebab, terjadi pengurangan areal untuk PKL yang semula menempati seputar dinding tembok Lembaga Pamasyarakatan. Lokasi ini dijadikan “bangunan” citywalk.
Citywalk secara harafiah terdiri dari dua kata, city dan walk. City berarti kota, di dalam kota, sedangkan walk berarti jalur, jalan. Jadi secara abstrak, citywalk berarti jalur pejalan kaki di dalam kota.
Jalur tersebut dapat terbentuk akibat deretan bangunan ataupun lansekap berupa tanaman, Citywalk merupakan pedestrian dengan sarana perbelanjaan yang lengkap, serta dikelola oleh suatu pengembang usaha , sehingga dapat bertahan dan berkembang.
Sedang kalangan intelektual di Universitas Muria Kudus menyebut : kebijakan mewujudkan Kota Kudus sebagai city walk – kota ramah terhadap terhadap pejalan kaki. Panjangnya 526 meter. Dihitung sejak perempatan Alun Alun Simpang Tujuh hingga jembatan Kali Gelis sisi timur.(Sup)