Bogor, Dupanews.id – Persaingan antar produk pertanian saat ini sudah lintas-negara. Petani Indonesia harus kompetitif dalam segala hal. Seperti keterampilan teknis, pemanfaatan teknologi juga dalam model bisnis dan manajemennya serta hal lainnya.
Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi pada acara pembukaan “Pelatihan Penyuluh dan Petani” serta “Pengukuhan 2.000 Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Jumat (6/8).
Untuk mendukung hal tersebut. Presiden menegaskan ada akses permodalan yang bisa dimanfaatkan petani dan insan pertanian lainnya untuk mengembangkan budidaya pertanian mereka. “Akses KUR dari perbankan harus dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan produktivitas dan agribisnis,” ujarnya.
Selain itu, Presiden juga meminta agar penyuluh tak hanya sekadar melakukan penyuluhan dan pendampingan kepada petani. Tetapi juga harus menjadi penghubung antara petani dan pemerintah. “Selain melakukan penyuluhan dan pendampingan, penyuluh harus menjadi mata dan telinga yang menghubungkan petani dan pemerintah, begitu juga sebaliknya. Penyuluh harus terus belajar mengembangkan diri. Tingkatkan manajemen dan kapasitas diri. Jangan menunggu diklat untuk belajar, harus aktif belajar bersama masyarakat,” ingat Presiden.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, Pelatihan Penyuluh dan Petani serta Pengukuhan 2.000 Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) adalah upaya untuk menciptakan penguatan resonansi bagi para milenial untuk berkecimpung di sektor pertanian. “Melalui para duta, diharapkan akan dapat menjadi role model yang menginspirasi, memotivasi dan menjadi mitra bisnis petani muda lainnya,” tegasnya.
baca juga : Selama Pandemi, Pertanian Tumbuh Konsisten
Dengan pelatihan dan pendampingan ini agar petani dan petani milenial mendapatkan akses KUR serta untuk menjadi pengusaha start-up atau scale-up pertanian.Sehingga mekanisme snow nall effect penciptaan agropreneur dapat terus dilakukan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi merinci, sampai saat ini telah terdaftar lebih dari 1,5 juta orang yang akan mengikuti pelatihan online secara bertahap. Peserta yang dinilai kompeten akan mendapatkan sertifikat yang dibagikan secara online.
Setiap penyuluh yang mendaftar akan mengikutsertakan 30-40 petani binaannya. Peserta pelatihan ini terdiri dari petani, penyuluh, Duta Petani Milenial (DPM), Duta Petani Andalan (DPA), KTNA, P4S, IKAMAJA dan insan pertanian lainnya ( HUMAS BPPSDMP/sup)