KUDUS, dupanews – Hari Asma Sedunia yang diperingati setiap awal bulan Mei disemarakkan dengan menyelenggarakan kegiatan senam bersama di Sport Center Balai Jagong, Wergu Wetan bersama Bupati Kudus Hartopo, Dinas Kesehatan, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jawa Tengah, dan masyarakat lainnya, Minggu (7/5).
Apresiasi diberikan Hartopo atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, kesehatan merupakan hal yang utama dalam menjaga kebugaran tubuh di sela padatnya aktivitas.
“Apresiasi dengan adanya kegiatan senam ini sebagai wujud menjaga kebugaran tubuh. Mengingat adanya covid kita terdampak dan tak bisa mengadakan kegiatan semacam ini,” katanya.
Pihaknya menyebut dengan adanya peringatan hari asma sedunia, dapat memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa penyakit asma lebih berbahaya dari covid. Maka dari itu, perlu adanya antisipasi sedini mungkin. Salah satunya dengan menjadikan olahraga sebagai kebutuhan dalam kehidupan.
“Asma lebih berbahaya dari covid. Karena ini berkaitan langsung dengan paru. Maka saya imbau agar masyarakat dapat mengantisipasinya dengan menerapkan pola hidup sehat. Jadikan olahraga sebagai kebutuhan, bukan sekedar hobi,” imbaunya.
Selain menyelenggarakan senam bersama, turut pula disediakan forum konsultasi publik dan medical check up berupa pemeriksaan kesehatan paru. Untuk itu, Bupati Hartopo mempersilahkan bagi masyarakat yang ingin mengikutinya.
“Disini juga disediakan forum konsultasi kesehatan untuk masyarakat, juga disediakan sarpras pemeriksaan kesehatan paru. Dipersilahkan bagi masyarakat jika ingin periksa kesehatan paru,” ucapnya.
Dirinya berharap, dengan diselenggarakannya kegiatan semacam ini dapat menjadi motivasi seluruh masyarakat untuk menerapkan hidup yang lebih baik dan sehat.
“Semoga ini menjadi motivasi seluruh masyarakat dalam menjaga kesehatan,” harapnya.
Menutup sambutan, Hartopo meminta maaf atas segala kesalahan yang mungkin dilakukan selama memimpin di Kabupaten Kudus, baik dari lisan, perbuatan, hingga kebijakan yang diambilnya. Dirinya berharap di momentum lebaran ini dapat menjadi koreksi untuk melangkah lebih baik kedepannya.
“Ini masih momentum lebaran, atas nama pribadi dan kepala daerah, saya mohon maaf atas segala kesalahan yang mungkin saya perbuat. Semoga dapat menjadi koreksi untuk melangkah lebih baik kedepannya,” pungkasnya.
Sementara itu, dr. Sofyan Budi Rahardjo, Ketua PDPI Jawa Tengah mengatakan bahwa dalam peringatan hari asma, pihaknya selalu melakukan roadshow keliling Jawa Tengah dengan harapan dapat mengumpulkan informasi dan data di lapangan terkait prosentase masyarakat yang mengidap penyakit tersebut untuk dilakukan observasi lanjutan.
“Kita selalu keliling Jawa Tengah di hari-hari tertentu khususnya dalam peringatan hari asma ini untuk mengumpulkan data dan mengetahui kondisi lapangan dalam setiap daerah,” katanya.
Dirinya juga menjelaskan tentang hari asma yang selalu diperingati tiap tahunnya. Menurutnya, angka kejadian di masyarakat tentang penyakit asma cukup tinggi dan perlu penanganan lebih lanjut.
“Ini menjadi perhatian kita, angka asma cukup tinggi di masyarakat. Tahun 2021-2022 penderita asma mencapai 5 persen,” terangnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa penyakit asma tidak bisa disembuhkan, namun penyakit asma dapat dikendalikan dan di cegah sehingga tidak menjadikan semakin parah bagi penderitanya.
“Asma tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan,” ungkapnya. (*)