Kacang Ajaib, Hasilkan Puluhan Juta Rupiah.
Kudus, Dupanews.id – Budidaya “kacang ajaib” sacha inchi yang ditanam di areal seluas satu hektar berdasarkan analisa usaha mampu menghasilkan puluhan juta rupiah per bulan. Dengan perhitungan satu hektar ditanami 1.666 batang , tapi “hanya” 1.500 batang/pohon yang hidup dan tumbuh berkembang. Kemudian satu batang menghasilkan dua kilogram biji kering dan harganya Rp 15.000 per kilogram ( harga termurah), sehingga perhitungannya menjadi 1500 x 2 kilogram x Rp 15.000 = Rp 45 juta/ panen.
Sedang masa panen tergantung umur tanaman. Setelah panen perdana, panen berikutnya adalah sekitar 4-5 bulan berikutnya. Seterusnya tanaman sacha inchi akan berbunga secara acak waktu, sehingga bisa dipanen setiap 20-30 hari.
Menurut Kompas com, kacang acha inchi, atau “kacang liar”, “Inca inchi” atau “kacang gunung ” itu merupakan tumbuhan dari keluarga Euphorbiaceae, yang tumbuh di hutan Amazon. Tanaman ini, secara luas sudah dibudidayakan di Peru, dan telah menjadi komponen makanan dari berbagai kelompok suku asli di wilayah tersebut. Dan saat ini penanaman skala perkebunan juga sudah merambah ke daerah selatan Kolombia, dan dianggap sebagai tanaman baru yang menjanjikan secara ekonomi mau pun farmasi.
Biji Sacha inchi sangat bagus karena kandungan minyaknya yang tinggi (35–60%), mengandung kadar asam linolenat dan asam linoleat yang tinggi pula. Sehingga kacang sacha inchi memiliki potensi yang besar dalam aplikasi industri makanan dan farmasi.
Asam linolenat (Omega-3) dan asam linoleat (Omega-6) yang terkandung masing-masing mencapai sekitar 45% dan 35% dari total asam lemak (FA). Sedangkan FA yang lain seperti asam oleat, palmitic dan stearat, juga hadir dalam proporsi lebih kecil (Hamaker et al.,1992).
Minyak sacha inchi (SIO = sacha inchi oil) merupakan sumber penting dari Omega-3 atau asam linolenat yang sehat dan Omega-6 atau gugus asam linoleat, yang berguna dalam pencegahan penyakit jantung koroner dan hipertensi. Juga menunjukkan efek hipokolesterolemik (menurunkan kadar kolesterol dalam darah) bila digunakan sebagai suplemen makanan (Follegatti-Romeroet al., 2009).
Selain bijinya mengandung 35 ~ 60% lemak tak jenuh, kacang sacha inchi juga mengandung 25 ~ 30% protein (termasuk asam amino esensial seperti sistein, tirosin, treonin, dan triptofan), vitamin E dan polifenol. Ssehingga cocok sebagai sumber makanan penunjang kesehatan.
Di bagian lain, daun kacang Inca ini merupakan sumber terpenoid, saponin, dan senyawa fenolik (flavonoid). Karena itulah, makanan penuh nutrisi ini, baik biji panggang, daun matang, dan minyak bijinya menjadi bagian dari makanan tradisional di Peru.
Dan menurut Kemendikbudristek — Sacha inchi merupakan sejenis kacang-kacangan yang belum banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia. Padahal sebenarnya Sacha Inchi sangat kaya akan asam lemak . Seperti omega 3, omega 6, dan omega 9 yang sangat bermanfaat bagi kecerdasan anak. Selain itu, memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi karena seliter minyak sacha inchi dapat terjual hingga jutaan rupiah.
Sacha inchi (Plukenetia volubilis) dikenal sebagai kacang inka atau kacang gunung yaitu kacang yang berasal dari hutan tropis amazon. Namun, saat ini kacang ini telah dibudidayakan di China, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan kini mulai merambah ke Indonesia.
Secara morfologi, buah sacha inchi memiliki bentuk bintang, di mana dalam satu bintang dapat menyimpan antara 4 – 5 butir biji. Buah muda berwarna hijau sedangkan buah yang sudah tua bewarna coklat kehitaman.
Sedang daunnya mengandung antioksidan dan dapat dimakan sebagai sayur ataupun diolah sebagai teh. Biji buahnya memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh dengan kadar pmega 3 mencapai 47 – 51 persen, dan omega 6 mencapai 34 – 37 persen, dibandingkan dengan minyak zaitun yang memiliki hanya 1 persen kadar omega 3 dan 9 persen Omega 9.
Selain daun dan bijinya, minyak hasil ekstraksi biji sacha inchi memiliki berbagai manfaat baik untuk kosmetik sebagai pelembab dan pencerah kulit. Selain itu, minyak Sacha Inchi juga memiki berbagai manfaat untuk kesehatan seperti penurun kolesterol dan asam urat, peningkat kecerdasan, dapat mengurangi resiko jantung bengkak, resiko stroke, menurunkan aktifitas tumor, radang sendi dengkul, meningkatkan penglihatan (katarak), dan menurunkan rasa kesemutan.
Menurut Supriyanto, peneliti di SEAMEO BIOTROP, Selasa 12 April 2022, untuk pengembangan kacang ini perlu dilakukan pertanian intensif, yang terdiri dari tiga tahap. Yaitu menggunakan benih unggul, memiliki mutu genetik unggul dan mutu fisik yang baik. Kemudian “input” lingkungan yang meliputi pola tanam, lubang tanam, pupuk, jenis tanah, hingga pollinator. Lalu pengendalian hama dan penyakit untuk menurunkan resiko kerugian.“Setelah ketiga faktor tersebut dipenuhi, diharapkan tanaman dapat mencapai pertumbuhan yang optimal,” tekannya.
Sementara Zulhamsyah Imran menyatakan bahwa dari hasil uji coba produksi minyak sacha inchi di SEAMEO BIOTROP, ditemukan bahwa minyak tersebut memiliki manfaat untuk menurunkan kolesterol. Namun, perlu ada satu uji klinis, uji literatur, dan kaji visibilitas untuk budidaya sacha inchi yang perlu dilakukan agar tidak menjadi spesies infasif yang mengancam biodiversitas.“Kacang Sacha Inchi berpotensi ekonomis tinggi untuk dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai daya saing untuk fungsi kesehatan. Namun, untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas minyak sacha Inchi yang bagus diperlukan teknik budidaya yang intensif serta perlu pengembangan produk produk turunan sacha Inchi,”
SEAMEO BIOTROP (Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology) adalah lembaga regional yang berada di bawah struktur Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Sekjen Kemendikbud) dan merupakan salah satu dari 26 lembaga atau pusat di bawah koordinasi Organisasi Menteri-menteri..(Sup)