Kudus, Dupanews.id – Warung minuman, rokok, makanan kecil dan bensin dinoyo yang terletak di pojok barat kuburan kembar Mlati. Atau di sebelah timur Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA Negeri) I Kudus, punya slogan tidak pernah “tidur” ( selama 24 jam) dan selalu tersenyum ( sepanjang hari). Dan hebatnya lagi sudah beroperasi sejak tahun 1984. Atau sudah “malang melintang” selama 38 tahun- tanpa henti.
Slogan itu dibuktikan ketika Dupanews yang ditemani tiga sahabat, “ngopi” di Dinoyo. Pemilik warung bersikap ramah, santun dan penuh kekeluargaan. Bahkan diajak ngobrol pun begitu lepas- sering disertai tawa ngakak.
Kali pertama yang merintis almarhum Parto. Kemudian dilanjutkan Moch Soleh dan saat ini ditangani Khofifah (20) dan suaminya Ariyul Adhim (28). “Bapak-Moch Soleh masih sering bantu. Sejak ada Covid-19, omzet penjualan kami merosot tajam. Dari jutaan rupiah per sehari semalam, kini rata rata di bawah Rp 500.000 saja. Kami pun tetap bertahan. Pasrah saja kepada yang Maha Kuasa,” ujar suami isteri yang baru menikah setahun dan belum dikaruniai anak ini, saat ngobrol dengan Dupanews, Selasa siang (4/1/2022).
Warung – atau lebih tepatnya gerobak dorong- termasuk “pertamini” yang bernama Dinoyo cukup sederhana. Kecuali tulisan Dinoyo Selalu Tersenyum di “pertamini” yang baru saja diperbaruhi.
Berukuran panjang sekitar dua meter, lebar satu meter. Di bagian atas untuk tempat makan kecil, rokok dan sebagainya. Di kanan kiri bergelantungan aneka jenis-macam minuman dalam kemasan plastik.
Bagi pembeli disediakan dua buah meja kayu dan sejumlah kursi besi, yang ditempatkan di bawah trotoar. Lalu di atas trotoar ada pula beberapa bekas “keranjang” tempat botol minuman yang dirubah menjadi tempat duduk dengan menambah papan di bagian atas.
Sedang sebagian sebagian tembok makam dimanfaatkan untuk tempat menaruh puluhan minuman dalam botol plastik, gelas dan piring. Sedang di paling ujung sebelah barat yang juga pintu masuk gang untuk tempat “memasak” dan “mencuci”
Terlepas dari kesederhanaan warung dan menunya, kunci sukses yang bertahan hingga 38 tahun lamanya, adalah kesiapan-kesediaan minuman sepanjang 24 jam tanpa henti. “ Sebagian besar masyarakat umum. Hanya sebagian kecil dari siswa SMN I. Selama kurun waktu tersebut, kami tidak pernah dioperasi pihak ketertiban. Kondisinya aman aman saja. Meski tengah malam dan berdampingan dengan kuburan kembar Mlati. He he” ujar suami isteri yang bertubuh subur ini sembari tertawa renyah. (Sup)