Olahraga

Tragedi Sepakbola di Malang, 174 Meninggal

Share

Malang,Dupanews.id – Korban tragedi sepakbola di Malang Jawa Timur, untuk sementara tercatat 174 meninggal. Dua diantaranya anggota kepolisian, yaitu  Bripka Andik / Polsek Sumber gempol Polres Tulungagung, di RS Wava Husada Kepanjen dan  Briptu Fajar Yoyok / Polsek Dongko Polres Trenggalek di RS Hasta Brata Batu.  Lalu 11 luka berat dan 298 orang luka ringan.

Sedang delapan rumah sakit rujukan untuk para korban, meliputi RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, Klinik Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, RSI Gondanglegi, RSU Wajak Husada, RSB Hasta husada, dan RSUD Mitra Delima. Tragedi ini berlangsung pada lanjutan kompetisi Liga I Indonesia,  antara tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur Sabtu malam ( 1/10/2022) yang dimenangkan tim tamu- Persebaya dengan skor 3-2.

Akibat tragedi tersebut : Arema FC bakal dikenakan sanksi berat dan FIFA ( organisasi sepakbola dunia)  meminta PSSI untuk segera  membuat laporan tertulis. Dan PSSI sendiri  berjanji akan scepatnya mengevaluasi “kick off” Liga I yang berlangsung malam hari, serta penggunaan gas air mata.

Pertandingan malam sudah lama diprotes tapi PSSI sudah terikat kontrak dengan Indosiar….menyangkut mengganggu primetime( jam tayang utama). Sepakbola sangat terkait dengan bisnis televisi dan judi.

Sedang peserta Liga Spanyol  sebelum pertandingan dimulai lebih dahulu hening cipta atas tragedi di Stadion Kanjuruhan. Begitu pula manajemen Manchester United, Liverpool dan sebagainya  menyamapikan duka cita mendalam.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD membeberkan alasan polisi menggunakan  gas air mata ke arah penonton di Stadion Kanjuruhan, Mengingat gas air mata tidak boleh digunakan untuk meredam massa di dalam pertandingan sepak bola seperti diatur dalam ketentuan FIFA pada Bab III dan pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan..

Menurut Mahfud, penggunaan gas air mata pada pertandingan tersebut semata-mata karena penonton mengejar pemain sepak bola.. Sekitar 2.000 orang turun untuk mengejar para pemain, baik dari Arema FC maupun Persebaya. Oleh sebab itu, polisi menembakkan gas air mata agar situasi kembali kondusif.”Ada yang mengejar Arema karena merasa kok kalah. Ada yang kejar Persebaya. Sudah dievakuasi ke tempat aman. Semakin lama semakin banyak, kalau tidak pakai gas air mata aparat kewalahan, akhirnya disemprotkan,” kata Mahfud kepada CNN Indonesia TV, Minggu (2/9/2022)..

Mahfud menuturkan tindakan aparat di Magelang tersebut akan menjadi evaluasi ke depan. Ia juga berjanji bakal mencari tahu peristiwa di balik tragedi Kanjuruhan ini.”Yang jangka panjang, kita evaluasi dalam peristiwa ini, sesungguhnya di balik ini ada apa,” ucap dia.Di sisi lain, Mahfud mengatakan biaya yang dibutuhkan untuk perawatan korban dan kebutuhan lainnya akan ditanggung oleh pemerintah daerah Malang.”Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk perawatan dan penyelesaian masalah korban akan ditanggung Pemda Kabupaten Malang,” katanya..

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai suporter Arema memasuki lapangan karena kecewa timnya kalah melawan Persebaya. Mereka menerobos masuk untuk menyampaikan langsung kekecewaannya kepada pemain dan ofisial.Namun, aksi itu direspons polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata. Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton sehingga membuat suporter panik.

Akibatnya, massa penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar. Banyak penonton yang sesak nafas dan terinjak-injak. Setidaknya lebih dari seratus orang dilaporkan tewas akibat kerusuhan tersebut.

Kronologis:

Dalam acara konferensi pers  di Mapolres Malang, Minggu dinihari ( 2/10/2022) yang dihadiri Kapolda Jatim, Ketua DPRD Prov. Jatim, Wakapolda Jatim, – PJU Polda Jatim,  Kapolresta Malang Kota, ,  Bupati Malang,, wakil Bupati Malang, – ketua DPRD Malang, Kapolres Malang, Dandim Malang, Kapolres Batu. Terungkap sebagai berikut:

                Pukul 21.58 Wib setelah pertandingan selesai, pemain dan official Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain dan dilempari  suporter Aremania dari atas tribun dengan botol air mineral dan lain lain.

Pukul 22.00 Wib saat pemain dan official pemain Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain, suporter Aremania turun ke lapangan dan menyerang pemain dan official Arema FC, oleh petugas keamanan di lindungi dan dibawa masuk ke dalam kamar ganti pemain.

 Selanjutnya suporter aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan, karena suporter aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan, kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter aremania yang menyerang tersebut. Kemudian aremania yang berada di tribun berlari membubarkan diri keluar stadion.

Kemudian pihak keamanan masuk ke dalam loby dalam stadion kanjuruhan dan standby di loby depan pintu VIP. Sekira pukul 22.30 Wib saat rombongan pemain dan official Persebaya Surabaya dengan menggunakan Rantis dan pengawalan akan bergerak meninggalkan Stadion Kanjuruhan, suporter aremania menghadang dengan meletakkan pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar stadion kanjuruhan serta melempari kendaraan rombongan dengan paving blok, botol air mineral, batu, kayu dan lain lain.

Lalu Aremania juga merusak 2 unit Mobil Patwal Sat Lantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan. Selanjutnya aremania yg mengadang tersebut dibubarkan oleh aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata. Rombongan tertahan karena jalan masih dihadang oleh pagar besi pembatas pada jalur yang dilalui.

Akibat kejadian tersebut banyak suporter aremania dan aparat keamanan yang mengalami luka-luka. Suporter aremania yang mengalami luka luka dan sesak nafas dirawat ruang Medis Stadion Kanjuruhan.

Karena korban terlalu banyak dan ruang medis tidak bisa menampung, selanjutnya korban di bawa ke Rumah Sakit di wilayah Kepanjen antara lain RS Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS lain dengan menggunakan kendaraan ambulance, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim dan kendaraan lainnya.

Daftar kendaraan dinas yang dirusak Suporter Aremania :Mobil Patroli Lantas Polres Malang 3 Unit (rusak berat).  Mobil Patwal Lantas Polrestabes Surabaya 1 Unit (dibakar).Mobil truck Brimob 1 Unit  (dibakar). Mobil pribadi anggota 2 Unit (dibakar).Mobil K9 Polres Malang Kota 2 Unit (rusak berat)

 Mobil Patroli Polsek Pakis : 2 Unit (rusak). Mobil Patroli Polsek Singosari: 1 Unit (rusak).Mobil Truck Dalmas Polres Malang 1 Unit (rusak). Total kendaraan dirusak dan dibakar : 13 Unit.

                Daftar korban :

Rumah Sakit Hasta Husada Kepanjen : meninggal dunia (MD) 4 orang,  pasien dalam perawatan : (PDP) 20 orang. Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen : , MD : 73 orang, PDP 19 orang. Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen: MD : 34 orang, PDP  6 orang. Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen

MD : 3 orang, PDP 79 orang, RSI. Gondanglegi : MD : 6 orang, PDP 25 orang. Puskesmas Gondanglegi

PDP 6 orang, RS. Ben Mari Pakisaji : MD : 1 orang, PDP  4 orang, RSU. Pindad Turen: PDP 3 orang

RS. Salsabila DS. Jatikerto Kecamatan. Kromengan: MD : 4 orang, PDP 4 orang, RSBK Turen: PDP

1 orang. RS Saiful Anwar Kota Malang: , MD : 2 orang, PDP :13 orang

                Khusus Anggota Polri yang meninggal dunia: Bripka Andik / Polsek Sumber gempol Polres Tulungagung, di RS Wava Husada Kepanjen dan Briptu Fajar Yoyok / Polsek Dongko Polres Trenggalek di RS Hasta Brata Batu. Lalu Bripda Agmal Khan Muhammad/Sat Samapta Polres Trenggalek dirawat /RS Bhayangkara Batu. Adapun total korban per Minggu dinihari ( 2/10’;2022)yang meninggaldunia: 127 orang

 Dan dalam perawatan 180 orang.(Sup/dari berbagai sumber).

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button