Dengan Adanya Duta GenRe, Hartopo Harap Pernikahan Dini di Kudus Menurun
Kudus, dupanews.id – Adanya Pemilihan Duta Generasi Berencana (GenRe) yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) bertujuan mengajak generasi muda untuk merencanakan pernikahan dengan baik. Sehingga mereka tidak cepat-cepat menikah sebelum usia 19 tahun.
Menanggapi hal itu, Plt. Bupati Kudus, H.M Hartopo berharap finalis Duta GenRe harus menyiapkan ajakan yang dapat diterima oleh kalangan muda. Ajakan itu harus tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga, angka pernikahan dini di Kabupaten Kudus menurun. Oleh karena itu, Hartopo meminta agar Dinas Sosial P3AP2KB memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada finalis Duta GenRe sebagai bekal untuk berkampanye keluarga berencana.
Baca juga : Linmas Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, H.M. Hartopo Jagong Gayeng Bareng Linmas
“Bimtek akan membuat mereka lebih siap dan berinovasi mengajak teman sebayanya agar terbentuk generasi yang berencana,” katanya saat membuka Grand Final Duta GenRe Kudus di Hotel @Home pada Jumat (02/04/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Hartopo dan Isterinya, Mawar Hartopo dikukuhkan menjadi ayah dan bunda GenRe Kabupaten Kudus. Sebagai ayah, ia akan terus memantau perkembangan dan capaian tujuan dari pemilihan Duta GenRe.
Baca Juga : Akses Jalan Mijen Kaliwungu Diperbaiki, Hartopo Harap Ada Peningkatan Ekonomi Warga
Apabila angka pernikahan dini masih meningkat, pihaknya akan melakukan evaluasi dan berdiskusi mencari jalan keluar yang baik. Selain itu, ia memberikan saran agar Dinas Sosial P3AP2KB bersinergi dengan orang tua dan Kementerian Agama Kabupaten Kudus mengkampanyekan untuk tidak melakukan pernikahan dini.
“Sehingga pernikahan dini di pedesaan terutama dapat terminimalisir,” ungkapnya.
Terakhir, Hartopo pun berpesan khusus untuk dewan juri Duta GenRe terkait kriteria pemilihan. Juri harus bisa melihat kualitas SDM, latar belakang dan kepribadian finalis. Sebagai representasi anak muda teladan, jangan sampai Duta GenRe melakukan tindakan yang bertentangan dengan tujuan BKKBN.
“Jangan sampai perilakunya malah yang melanggar, istilahnya iso nasehat, ora iso nglakoni,” katanya.
(Lim)