KudusSosial

Pak Slamet Ahli Syaraf, Juga Penyayang Perkutut

Share

Kudus, Dupanews.id – Namanya “cekak aos” dan sangat “njawani”, yaitu Slamet. Pria kelahiran 1956 ini dikenal sebagai ahli pijat syaraf. Apapun jenis penyakitnya- terutama penyakit “dalam”, insyaallah bisa disembuhkan. “Ada yang seketika bisa sembuh. Tapi ada pula yang harus beberapa kali dipijat. Ini keahlian turun temurun. Kebetulan saya yang mewarisi keahlian itu,” tuturnya saat Dupanews ke rumahnya di Desa Ploso Kecamatan Jati (Kudus).

            Rumahnya agak “ndhelik”. Ancer-ancernya bekas gedung bioskup Ploso kea rah selatan. Sekitar 50 meter  dari arah utara  sebelah kanan jalan atau sebelah barat. Ada gang kecil yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Mentok, belok kiri selatan) beberapa meter. Terlihat rumah sederhana yang dibagian terasnya  bergantungan sangkar burung perkutut.

bercengkerama dengan sang burung (foto Sup)

            “Ada enam ekor burung perkutut yang saya pelihara sejak sekitar dua tahun lalu. Semuanya sudah bisa “manggung”- horketekung. Ganthengngng. Horketekung, Gantheng” ujarnya sembari memanggil salah satu burung perkututnya yang diberi nama gantheng. “Sang burung” itu pun juga manggung horketekung beberapa kali. “ Burung ini juga harus disayang. Harus ada komunikasi setiap saat dengannya,” tambahnya.

Si Ganateng (Foto Sup)

            Selepas “berkomunikasi” dengan si gantheng, Pak Slamet duduk bersandar di kursi panjang, sambil menghirup rokok kretek melalui pipa gadingnya. Asap pun mengepul. Setelah beberapa kali menghirup dan menikmatinya baru mempersilahkan Dupanews bersiap untuk dipijat.

            Karena yang dikeluhkan mata yang kabur. Pijatan pertama di bagian punggung bagian atas. Terutama di bagian pangkal tangan. Kemudian menjalar ke leher. Lalu di bagian kening dan  seputar mata.

            Proses pijat ini diselingi dengan obrolan ringan dan dia juga  melanjutkan “menghabiskan” sisa rokoknya. “Banyak atlet, olahragawan hingga warga biasa dengan berbagai jenis keluhan/penyakit. Ada seseorang yang kedua kakinya bermasalah. Berjalan kaki saja susah apalagi naik motor. Setelah beberapa kali saya pijat, akhirnya pulih seperti semula.” kisah Slamet.

Proses pijat syaraf ini murni dari keahliannya, Tanpa disertai doa doa khusus, Atau memakai  sarana lain. Seperti minyak, balsam dan sebagainya. Melulu dengan tangannya saja . Juga tidak ada pantangan.  “ Mangke menawi dumugi griyo, pados  ron (godong)  suruh abrit, kangge “nglimbang” mata. Nanti jika sudah sampe rumah, cari daun suruh merah untuk diteteskan di mata, Semoga sembuh,” ujarnya selesai memijat yang berlangsung sekitar 10 – 15 menit saja. (sup)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button