Kudus, Dupanews.id – Belum genap sebulan, Desa Wonosoco Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus dilanda banjir bandang dua kali. Dan jika mengacu pada “ramalan” Badan Meterologi Klimatologi Geofisika (BMKG) pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 bakal terjadi cuaca ekstrim, maka desa yang berada di “kaki” Pegunungan Kendeng ini harus tetap esktra waspada- menghadapi kemungkinan terburuk banjir bandang periode berikutnya.
Menurut data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, banjir bandang kedua terjadi pada Senin, 29/11/2021. Pukul 21.00 WIB. Disebabkan, munculnya hujan deras di kawasan Pegunungan Kendeng dan limpasan sungai setempat pada pukul 17.15 hingga 17.45 WIB.
Mengakibatkan 62 rumah dan satu tempat wisata terkena imbasnya. Dengan rincian di RT 01/01 : 17 rumah, RT 02/01 : (5),RT 03/01 : (15), RT 04/01 : (25) dan bangunan di Sendang Dewot . Adapun rumah yang mengalami kerusakan berat, meliputi : rumah Yayuk Iriani : RT 03/01, dan Sumarno : RT 03/01 .
Sepanjang Selasa (30/11/2021) petugas BPBD, Kecamatan, Koramil, Polsek aan, Polres Kudus, Satlinmas Undaan, Pemdes Wonosoco, Relawan Gabungan dan warga sekitar bergotong royong pembersihan lumpur.
Sedang banjir bandang yang pertama :terjadi pada Selasa ( 2/11/2021) sekitar pukul 15.00 WIB.Tidak ada korban jiwa, Namun , 19 rumah penduduk dan satu bangunan wisata rusak .Dengan rincian : 10 rumah di RT 01 RW01), sebuah rumah di RT02 RW01, tiga rumah di RT03 RW01, lima rumah di RT04 RW01dan bangunan di Sendang Dewot.
Tanggul Jebol
Selain banjir bandang, juga terjadi tanggul jebol di Dukuh Golan Desa Golantepus Kecamatan Mejobo (Kudus) pada Selasa dinihari ( 30/11/2021). Sejumlah ruas jalan dan pemukiman penduduk hingga Selasa pagi masih tergenang banjir dengan ketinggian 20 – 40 centimeter. Tanggul yang jebol tersebut berada di Sungai Dawe.
Sungai tersebut berhulu di Gunung Muria wilayah Kabupaten Kudus dan berhilir di Sungai Juwana (JU) I. Dengan panjang 23 kilometer, melewati sejumlah desa di wilayah Kecamatan Dawe, Bae, Jekulo dan Mejobo. Secara umum belum pernah dinormalisir. Tapi sekedar tambal sulam bagian tanggul yang dianggap rawan jebol.
Sedang data yang diperoleh dari Kantor Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) wilayah Seluna ( singkatan dari nama sungai Serang, Lusi, Juwana), kondisi waduk Kedung Ombo per Selasa ( 30/11/2021) dengan elevasi ( ketinggian) 80, 25 meter dan volumenya ( isi air) 304,6 juta meter kubik.
Lalu untuk debit banjir dari Sungai Lusi dan Sungai Serang yang kemudian menyatu menuju Bendung Wilalung di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan, masih dalam kondisi normal.(Sup)