Tidak Akan Melupakan Sejarah
Boyolali, Dupanews- Penetapan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila oleh Presiden Joko Widodo Jokowi) pada tahun 2016 patut disyukuri sgenap bangsa Indonesia. Sebab penetapan itu menjadikan bangsa ini tidak akan melupakan sejarah dan jati dirinya. Maka seluruh potensi untuk meraih kemakmuran bisa dioptimalkan .
Hal itu ditegaskan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pada peringatan hari lahir Pancasila Kamis ( 1/6/2023) di Cepogo Kabupaten Boyolali. “ “Saat ini, kita telah merasakan sendiri buktinya. Kita berhasil menguasai saham mayoritas Freeport, ekspor nikel mentah berhasil kita setop, ekspor bauksit juga dan sebentar lagi kita menyetop ekspor tembaga dan timah,” ujarnya.
Sejak tahun 2020 Indonesia selalu mengalami surplus perdagangan di atas 20 miliar dolar AS, bahkan pada tahun 2022 Indonesia berhasil mencetak sejarah dengan surplus perdagangan mencapai 54,46 miliar dolar AS.”Itulah optimisme yang lahir setelah kita mengenal dan menghargai sejarah,” tegasnya.
Ganjar meminta kepada semua masyarakat khususnya kepala desa di Jateng untuk menggali sejarah di wilayahnya masing-masing karena dari situ akan lahir narasi-narasi positif yang akan memperkuat mental dan optimisme warga.”Setelah narasi dan mental itu terbentuk, maka semua masyarakat akan bergerak optimal demi kemakmuran. Jadi tidak perlu lagi masyarakat desa untuk bekerja ke kota karena di desa rezekinya sudah melimpah,” tuturnya.
Orang nomor satu di Jateng itu juga meminta kepada kepala desa untuk melibatkan para tetua dan pemuda, perguruan tinggi serta tentunya pemerintah mulai kabupaten/kota, provinsi sampai pusat untuk bergotong royong, bergandengan tangan bersama untuk mewujudkan itu.”Karena itulah sejati-nya spirit hidup bernegara kita. Semua bergotong-royong bergandengan tangan tidak memperdulikan perbedaan suku, agama, ras maupun golongan. Karena semua yang berdiri di bawah merah putih memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menjaga dan mengamalkan Pancasila,” ujarnya
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kiri) didamiping Bupati Boyolali M Said Hidayat (dua dari kiri) saat melepas burung dalam peresmian monumen Pancasila, di Cepogo Boyolali, Kamis (1/6/2023). Foto Antara.
Galilah sejarah.
Gubernur Ganjar mengapresiasi atas optimisme yang lahir ketika sudah menghargai sejarah. Desa di Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Boyolali pada khususnya, telah mulai menggali sejarahnya masing-masing. Karena, dari situ akan lahir sebuah narasi yang memperkuat mental sekaligus optimisme warga.
“Semua akan bergerak secara optimal untuk meraih kemakmuran. Jadi orang-orang desa tidak perlu lagi merantau untuk mencari nafkah, tetapi di kampung halaman sendiri sudah melimpah. Maka kepada seluruh kepala desa, ayo gali sejarah desa agar jadi pintu makmur kemakmuran untuk semua masyarakat dan warganya. Libatkan tetua dan pemuda. Lakukan dengan gotong-royong karena itulah spirit kita dalam bernegara,” kata Ganjar.
Dalam acara tersebut, Gubernur Ganjar menyerahkan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Bantuan tersebut antara lain, bantuan RTLH dengan total sejumlah Rp12,8 miliar, bantuan keuangan desa dengan total Rp50,9 miliar, serta beberapa laptop dan bantuan peralatan penunjang pertanian.
Selain itu, Gubernur Ganjar Pranowo yang didampingi Bupati Boyolali juga meresmikan Monumen Pancasila, di Kecamatan Cepogo Boyolali, ditandai dengan penandatanganan prasasti.
Sementara itu, Bupati Boyolali M Said Hidayat menjelaskan, Monumen Pancasila yang baru diresmikan tersebut dilengkapi dengan patung Garuda megah menghadap Gunung Merapi. Patung ini, terbuat dari tembaga dan kuningan kerajinan Desa Tumang.
Di samping patung Garuda dibangun dinding kokoh, untuk sebelah kanan dilengkapi dengan aksen lambang sila pertama hingga kelima dan sebelah kiri aksen tulisan sila pertama hingga kelima.
Sedang di sisi selatan patung, terdapat 15 kios yang nantinya akan diisi dengan produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal Kecamatan Cepogo. Dan, satu kios lagi akan disediakan bagi masyarakat difabel Kecamatan Cepogo.(Ant/Sup)