KudusSosial

Sungai Kencing, Sengsara Desa Jati Wetan

Share

Kudus, Dupanews.id – Sungai Kencing setiap musim penghujan nyaris selalu membuat sengsara sebagian warga  Desa Jati Wetan, Tanjungkarang dan Jetis Kapuan. Sungai ini bermuara di Sungai Wulan wilayah  Desa Jati Wetan Kecamatan Jati. Hanya beberapa meter dari Jembatan Tanggul Angin. Kemudian disebut Sungai Kencing 2

            Sungai Kencing, sebenarnya  “kepanjangan” dari Sungai Gondang yang melewati wilayah Kelurahan Wergu Wetan dan Loram Wetan- Loram Kulon . Dalam data yang dihimpun Dupanews, sungai ini disebut Sungai Kencing 1.
salah satu titik sungai kencing 2 yang dipoenuhi enceng gondok (Foto Sup)

            Kedua sungai ini juga dipasok air hingga limbah dari pemukiman penduduk hingga perusahaan/industri rumah tangga. Termasuk sejumlah  kandang hewan ( khususnya kerbau-sapi) yang berada di Desa Jati Wetan/Jati Kulon Sangat sulit untuk diteliti satu persatu alirannya. Terutama yang sudah terlanjur dibeton dan tertutup di bagian atasnya.

            Bagian atas itu tidak hanya berupa jalan, tapi rumah penduduk hingga bangunan pabrik- perusahaan. Ironisnya lagi pihak Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus yang tugas dan kewajibannya antara lain menyangkut saluran air/selokan, nyaris tidak pernah terjun ke lapangan. Di sana sini muncul sumbatan aneka sampah hingga material bangunan.

            Ketika belum lama ini terjadi “kasus” dugaan munculnya limbah yang bercampur banjir di seputar  hilir sungai  Kencing 2 berasal dari perusahaan kertas terkemuka.  Humas Pura Group Fais menolak tegas tudingan dan dugaan tersebut, sembari memberikan argumentasinya,

Salah satu titik sungai Kencingg 2 yang terbebas dari tanaman enceng gondok, namun airnya berwarna kehitaman (foto Sup)

            Terlepas siapa pembuang limbah tersebut, menurut Dupanews kondisi Sungai Kencing memang belum pernah dikeruk apalagi dinormalisir(normalisasi sungai), sehingga menjadi dangkal dan menyempit. Sungai ini sebagian besar dipenuhi tanaman enceng gondok, yang cukup berperan sebagai  penyebab terjadinya banjir, karena aliran air tidak lancar.

            Khusus untuk Sungai Kencing 2, bebannya semakin berat ketika  sebagian jalan raya-jalan negara Agil Kusumadya. Tepatnya sejak seputar  jembatan Tanggul Angin- perempatan jalan  ditinggikan lebih dari satu meter.

‘           Di satu sisi memang menyelesaikan masalah, Arus lalulintas dari arah Demak- Semarang menuju jantung kota Kudus tidak terputus lagi jika munculnya banjir. Tapi hal ini membuat air yang berada  di sisi kanan kiri jalan yang ditinggikan tidak bisa “ke luar” secara leluasa.

            Akibatnya banyak rumah warga, rumah makan, perusahaan, penginapan yang menjadi korban. Hanya beberapa saja yang masih bertahan. Seperti hotel berbintang,  Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan terminal bus- angkutan kota.

            Sedang pemukiman warga di seputar jembatan Kencing, hingga perbatasan dengan Desa Tanjungkarang- Jetis Kapuan juga terdampak, Meski tidak secara langsung.

            Pemukiman yang disebut terakhir ini disebabkan lebih dari amburadulnya sungai Kencing dan  benang ruwetnya saluran air. Jika mengacu kepada keberhasilan Balai besar wilayah sungai (BBWS) Pemali Juwana saat mengoperasikan pompa air, dengan kekuatan yang lebih besar dan  pipa pembuangan diletatkkan di atas tanggul sungai dan berdekatan dengan Jembatan Tanggul Angin, maka itu bisa dijadikan alternatif untuk mengatasi hal yang sama ketika musim penghujan tiba. Pengadaan dan pengoperasian pompa air, sebenarnya bisa melihat-mempelajari dari pompa air Tambakromo di Sukolio (Pati) dan Karanganyar (Demak), Selain itu nampaknya perlu ditinjau ulang tentang tata ruang dan tata wilayah yang digulirkan Bappeda Kudus.(sup)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button